Sejarah

Wanita ini Gerakkan Majapahit, Berjasa Bagi Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Namanya Jarang Terdengar

Lahir sebagai Dyah Gitarja, ia kemudian dikenal dalam sejarah dengan gelarnya Tribhuwana Tunggadewi "Dewi Agung Tiga Dunia".

Editor: Aqwamit Torik
Wikipedia
Luasnya pengaruh Majapahit di bawah Hayam Wuruk pada tahun 1365 menurut Nagarakretagama. 

TRIBUNMADURA.COM - Kerajaan terbesar di pulau Jawa salah satunya adalah Kerajaan Majapahit.

Diketahui, Majapahit mendominasi nusantara dari tahun 1293 hingga 1527 M.

Wilayah Majapahit kemudian juga menjadi bagian dari Indonesia modern.

Ternyata di balik dominasi Majapahit ada sosok wanita yang menggerakkan hal tersebut.

Siapakah dia?

Majapahit merupakan kerajaan dengan 98 anak sungai, membentang dari pulau Sumatra ke New Guinea, dan dikatakan telah mencakup apa yang sekarang dikenal sebagai mayoritas Asia Tenggara.

Menurut Ancient Origins, Meskipun ruang lingkup pengaruhnya masih menjadi subjek studi di kalangan sejarawan.

Baca juga: Uang Inilah yang Digunakan Majapahit Sebagai Alat Tukar, Terinspirasi Keping Uang Asal Tiongkok

Majapahit adalah salah satu kerajaan besar terakhir di wilayah tersebut dan dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat dalam sejarah Asia Tenggara.

Seperti serta kerajaan yang menjadi preseden bagi batas-batas modern Indonesia.

Gambaran kerajaan yang kuat secara politik dan budaya yang mendominasi seluruh Kepulauan Indonesia melekat pada "Zaman Keemasan" Majapahit pada abad keempat belas.

Tertuang dalan kitab Prapanca dan Tantular, dan para pemahat relief yang telah dilestarikan di Candi Surawana, Tigawangi dan Kedaton.

Dua orang yang sebagian besar dikreditkan untuk keberhasilan ini adalah raja besar Hayam Wuruk (1350-1389 M) dan perdana menteri Gajah Mada nama dan rupa mereka masih dihormati di wilayah tersebut hingga sekarang.

Gajah Mada khususnya dikreditkan dengan membawa kekaisaran ke puncak kejayaannya dan berperan sebagai pahlawan nasional yang penting di Indonesia modern.

Dirinya menjadi simbol patriotisme dan persatuan nasional.

Baca juga: Keris Sakti dalam Sejarah yang Dianggap Gagal, Habisi Banyak Nyawa, Padahal Ritualnya Seperti ini

Namun, membuka jalan bagi kedua pria itu adalah seorang ratu prajurit yang, sebaliknya, jarang disebutkan.

Lahir sebagai Dyah Gitarja, ia kemudian dikenal dalam sejarah dengan gelarnya Tribhuwana Tunggadewi "Dewi Agung Tiga Dunia".

Dirinya disebut sebagai wanita yang menggerakkan dominasi Majapahit.

Mungkin tampak aneh bahwa Tribhuwana Tunggadewi diturunkan menjadi tokoh yang kurang dikenal dalam kisah ekspansi Majapahit.

Memang, gelarnya saja harus memberikan indikasi pengaruh ratu di zamannya.

Namun, seperti banyak informasi lain tentang Indonesia kuno, sangat sedikit informasi tentang dirinya.

Nama Tribhuwana Tunggadewi tercantum dalam Serat Pararaton "Kitab Para Raja", yang ditulis dan menceritakan kerajaan-kerajaan awal Jawa dan awal mula mitologisnya.

Meskipun Serat Pararaton merupakan sumber penting kontemporer, penting juga untuk dicatat ketidaklengkapan datanya sejauh menyangkut nama-nama raja.

Karena kebanyakan orang yang dicatat dalam Serat Pararaton hanya ditunjukkan dengan gelar mereka dan bukan dengan nama lahir mereka, seringkali tidak pasti siapa, terutama di mana pangeran, atau putri yang berbeda, berturut-turut memegang gelar yang sama.

Awalan dan akhiran yang digunakan di barat untuk menunjukkan gelar atau pangkat, digunakan secara berbeda pada periode ini dan tidak pernah digunakan lagi dalam penggunaan modern.

Awalan bhre dalam bahasa Sansekerta untuk "raja", misalnya, yang paling sering digunakan dalam Serat Pararaton dalam gelar seperti itu, menunjukkan status bangsawan tetapi bukan jenis kelamin orang yang bersangkutan.

Artikel ini telah tayang di Intisari

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved