Dijuluki Kampung Miliarder di Tuban, Teryata Tak Semua Warga Mujur, Nasib Pria ini Terkatung-Katung
Tak semua warga kampung miliarder bernasib mujur, pria ini justru nasibnya terkatung-katung usai lahan warga sekitar dijual
Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Aqwamit Torik
Dampaknya, para pengunjuk rasa membawa lima tuntutan saat aksi yang ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.
Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.
Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red).
Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.
Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.
Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.
"Aksi ini adalah buntut dari ketidak terbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," ujarnya kepada wartawan.
Kades Wadung, Sasmito mengatakan, pertamina harusnya selalu aktif dalam progres perekrutan tenaga kerja.
Jangan seenaknya tidak menghargai masyarakat desa di wilayah ring perusahaan.
Sebab, apapun nanti kondisinya, yang terdampak adalah warga ring bukan orang jauh.
"Pihak Pertamina GRR harus tahu kondisi masyarakat di desa ring, jangan seenaknya saja," teriaknya saat aksi.
Jawaban perwakilan perusahaan
Perwakilan perusahaan yang menemui pengunjuk rasa, menyampaikan, terkait tuntutan saat aksi akan disampaikan ke pimpinan.
"Akan kami sampaikan ke pimpinan," kata Solikin, perwakilan perusahaan di lokasi.
Sementara itu, Corporate Affairs PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) Yuli Wahyu Witranta, saat dikonfirmasi terkait aksi warga di ring perusahaan belum memberikan tanggapan detail.
Dari upaya konfirmasi yang dilakukan, ia menjawab akan ada rilis. Namun hingga jelang malam saat dikonfirmasi ulang, Yuli menjawab belum dapat persetujuan dari Kilang Pertamina Internasional (KPI).
"Belum dapat persetujuan KPI," jawab Yuli mengabarkan update rilis.(nok)