Berita Pamekasan
ODGJ di Pamekasan Gali Kubur Orang, Diduga Depresi Sejak Ditinggal sang Ayah, Dikira Curi Mayat
Pria berusia 21 tahun ini, kepergok penjaga makam setempat saat menggali kuburan milik keluarga Saniman pada pukul 17.30 WIB
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - PIW, warga Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura diduga hendak mencuri mayat di TPU Desa Konang, Kamis (3/2/2022) petang.
Pria berusia 21 tahun ini, kepergok penjaga makam setempat saat menggali kuburan milik keluarga Saniman pada pukul 17.30 WIB.
Warga setempat langsung dibuat heboh saat PIW diamankan dengan tangan terikat dan dibawa berjalan kaki ke rumah Kades Konang.
Kapolsek Galis, Iptu Barid Fauzan mengatakan, pria yang diamankan warga setempat yang diduga hendak mencuri mayat itu merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kata dia, saat menggali kuburan, ODGJ tersebut kepergok penjaga makam yang biasa bersih-bersih di TPU Desa Konang.
Pelaku, kedapatan menggali kuburan almarhum bernama Islam menggunakan cangkul.
Sedangkan, saat kepergok, kedalaman galian sudah mencapai satu meter.
"Setelah mengetahui hal itu, warga setempat datang berbondong-bondong, lalu ODGJ tersebut dibawa ke Balai Desa setempat, karena takut diamuk massa, kami langsung amankan ke Polsek," kata Iptu Barid Fauzan saat diwawancarai TribunMadura.com di kantornya, Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Pria Pamekasan Kepergok Gali Kuburan Warga Konang, Identitas Pelaku Terkuak, Kejiwaannya Diperiksa
Menurut keterangan yang dihimpun Iptu Barid dari keluarga pelaku, mulanya ODGJ ini pamit ke ibunya hendak pergi ke kuburan ayahnya dengan niat ingin bersih-bersih.
Namun saat di perjalanan, ODGJ tersebut tidak pergi ke makam ayahnya, melainkan nyasar ke TPU Desa Konang dan menggali kuburan milik keluarga Saniman yang belum di kijing.
Berdasarkan keterangan keluarga, ODGJ ini mengalami depresi sejak ditinggal ayahnya meninggal sedari SD.
ODGJ tersebut sempat mondok di salah satu pesantren di Pamekasan.
Tapi, karena dalam kesehariannya dirasa memiliki gangguan mental, ODGJ tersebut diberhentikan oleh orang tuanya.
"Setelah kita lakukan pemeriksaan dan pendalaman, ternyata pelaku mengalami depresi mental. Sehingga kita panggil keluarganya dan keluarga pemilik kuburan untuk dimediasi," ujarnya.