Tips Kesehatan bagi Penderita Diabetes yang Ingin Menjalankan Puasa, Simak Saran Dokter Berikut

Penderita diabetes lebih berisiko untuk mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah saat puasa.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Pexels/Engin Akyurt
Saran bagi Pasien Diabetes yang Ingin Menjalankan Ibadah Puasa 

TRIBUNMADURA.COM - Puasa Ramadan menjadi ibadah wajib bagi umat muslim di seluruh dunia.

Untuk menjalani ibadah puasa Ramadan dengan lancar, kita diharuskan menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

Ada sebagian orang dengan kondisi tertentu yang dianjurkan berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Penderita diabetes misalnya. Apabila mereka berpuasa, ada kemungkinan menimbulkan komplikasi berbahaya jika tidak dilakukan dengan tepat.

Saat menjalani puasa, penderita diabetes lebih berisiko untuk mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah.

Kondisi ini dapat membuat pasien diabetes rentan terkena komplikasi diabetes, seperti hipoglikemia, hiperglikemia ketoasidosis diabetik dan dehidrasi.

Baca juga: Inilah Syarat Perjalanan Mudik Lebaran 2022, Berlaku untuk Penerima Vaksin Dosis 1 hingga Booster

Pada pasien diabetes yang sudah berobat dengan baik dengan kadar gula sudah terkontrol, serta "puasanya" dilakukan dengan bagus, bukan dengan porsi makan sembarangan, sebenarnya banyak manfaat baik, seperti melatih kedisiplinan untuk mengatur pola makan.

Kemudian kadar kolesterol membaik biasanya disertai penurunan berat badan sampai 1-2 kg.

Namun perlu diwaspadai jika kadar gula darah kurang dikontrol karena akan menimbulkan beberapa faktor resiko yang akan dialami pasien diabetes ketika berpuasa.

"Risiko yang paling sering ditemui adalah gula darahnya ngedrop, biasanya muncul di waktu siang hingga sore hari atau justru kadar gulanya menjadi tinggi," kata dr Reinaldo Alexander Sp.PD. Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya saat webinar dalam Instagram Live belum lama ini.

Dikatakan Reinaldo, hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan drastis pada pola makan. Intensitas tidur juga ikut berubah drastis, dengan waktu bangun lebih pagi dari waktu biasanya dan umumnya waktu tidur dilanjutkan pada saat siang hari.

Ini akan mempengaruhi metabolisme glukosa atau gula darah, sehingga berisiko mengalami komplikasi seperti gula darah rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), dan juga risiko kurang cairan atau dehidrasi.

"Jika kondisi gula darah kita tinggi, itu cenderung darah kita menjadi kental. Jadi kalau gula darahnya masih belum terkontrol itu akan timbul resiko dehidrasi," ucapnya.

Baiknya penilaian risiko berpuasa bagi pasien Diabetes dilakukan 1-1,5 bulan sebelum menjalani puasa, agar saat menjalankan puasa gula darah bisa baik dan tidak terjadi komplikasi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved