Berita Sumenep

Keris Sumenep akan Dijadikan Souvenir oleh Menparekraf Sandiaga Uno pada Event G20, Pesan 20 Buah

Menparekraf pun berencana menjadikan keris sebagai suvenir delegasi yang hadir pada salah satu side event KTT G20

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Ali Hafidz Syahbana
Menparekraf RI Sandiaga Uno didampingi Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat di wisata Desa Aeng Tong-tong Sumenep, Selasa (24/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno kembali memulai visitasi ke 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui pengembangan desa, agar tercipta lapangan kerja dan mendorong kebangkitan ekonomi.

Dalam kunjungan kerja (Kunker) ke Madura, Desa Wisata Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep ini menjadi desa pertama yang dikunjungi Menparekraf Sandiaga pada Selasa (24/5/2022).

Pada tahun 2014, desa ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

"Ini akan menorehkan sejarah karena perjalanan 50 desa wisata terbaik desa wisata Indonesia bangkit, saya mulai langkah pertamanya di Kabupaten Sumenep. Hari ini saya sangat kagum dan melihat potensi yang luar biasa," kata Mas Sandiaga Uno.

Ia mengakui, bahwa potensi ini tidak lepas dari jejak sejarah yang membekas pada produk kriya tersebut.

Pasalnya, keris telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi senjata pamungkas para prajurit kala itu. Hingga kini keris masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Aeng Tong-tong Sumenep.

Menparekraf pun berencana menjadikan keris sebagai suvenir delegasi yang hadir pada salah satu side event KTT G20.

Namun dikarenakan keterbatasan waktu pembuatan, maka suvenir keris ini hanya dibuat sebanyak 20 buah untuk masing-masing negara.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Apresiasi UMKM Sumenep yang Berdaya Saing, Harus Terus Lakukan Inovasi

Kumpulan Berita Lainnya seputar Sumenep

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

"Keris ini akan menjadi suvenir yang akan ditampilkan, salah satunya untuk perhelatan G20. Ini merupakan penghargaan kami kepada negerinya para empu," katanya.

Ia mengaku jika sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumenep, karena keris ini butuh waktu pembuatan yang tidak singkat, dan karena ada 20 negara jadi pesan 20 dulu untuk salah satu perhelatan G20.

"Tapi nanti mungkin disesuaikan supaya bisa dibawa sebagai suvenir yang tidak merepotkan dan memberatkan dan tidak dilarang ketika naik pesawat," kata Menparekraf RI.

Pembuatan keris memang memakan waktu yang cukup lama, antara satu hingga enam bulan untuk satu keris.

Hal ini pun tergantung dari ukuran dan motif yang dibentuk. Untuk panjang keris di Pulau Madura sendiri normalnya antara 37 - 38 cm.

Prosesnya sendiri mulai dari pemilihan besi, lalu penempaan, pembentukan bilah, kinatah (ukir besi jika keris ukir), warangka (pembuatan sarung keris yang terbuat dari kayu), terakhir mewarangi atau campuran cairan arsenikum dengan air jeruk nipis yang dioleskan atau dicelupkan ke keris.

"Pembuatan keris ini menandakan dinamika kehidupan masyarakat. Bahwa kita mulai dari ditempa, diukir, dibengkok-bengkokkan, akhirnya menjadi produk yang membanggakan bagi bangsa," katanya.

Menurut keterangan salah satu pengrajin keris, Mas Hafeni, dikarenakan proses pembuatan yang cukup lama, maka dalam sebulan sekitar 5 - 7 keris yang terjual.

"Produk keris kami ini juga sudah kami ekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Taiwan. Karena hanya orang-orang tertentu saja yang tertarik dan paham akan produk keris ini," katanya.

Desa Wisata Aeng Tong-tong memiliki galeri khusus keris yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris.

Di sana juga ditampilakn keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Tidak hanya itu saja, galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

Yang menarik dari Desa Wisata Aeng Tong-tong ini terdapat ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris.

Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen dan macopat.

Sebagai inisiasi Menparekraf dalam mendorong keris agar lebih dikenal oleh masyarakat secara luas, khususnya generasi milenial, Menparekraf mengusulkan agar produk keris ini bisa ditampilkan pada film-film nasional Indonesia, seperti Gundala dan Gatot Kaca.

"Karena Kemenparekraf membawahi kriya sebagai subsektor ekonomi kreatif. Jadi kita akan membumikan keris ini supaya kalangan milenial juga tertarik dengan keris. Mudah-mudahan nanti programnya dapat dikemas dalam bentuk yang lebih minimalis, agar bisa dibawa dan dijadikan sovenir," tambahnya.

"Dan bisa memiliki karakter IP rights, misalkan film Gundala atau Gatot Kaca bisa kita padukan dengan keris dari Desa Wisata Aeng Tong-tong. Dengan begitu, keris-keris ini akan menjadi ikon ikon dari para _heroes_ kita," katanya.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga didapuk sebagai Bapak Keris Aeng Tong-tong oleh masyarakat desa.

Pemberian gelar tersebut dibarengi dengan penerimaan keris kehormatan untuk Menparekraf, yang memiliki makna mendalam, yaitu ketangguhan dan kemakmuran.

Turut mendampingi Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani; Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; dan Bupati Sumenep Ahmad Fauzi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved