Berita Bangkalan
Kyai Muda sekaligus Peternak di Bangkalan Bagikan Tips agar Hewan Ternak Terhindar dari PMK
H Hasan Iroqi Mukhtar membagikan tips agar para peternak bisa terlepas dari keresahan dan hewan ternak sapi-kambing aman dari virus PMK
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), sebagian besar para peternak kambing-sapi di Kabupaten Bangkalan menjadi resah. Bukan perkara sebaran virusnya, melainkan tersendatnya penjualan sapi-kambing (Qurban) ke luar Madura seiring belum diterbitkannya Standard Operating Procedure (SOP) atau aturan lalu lintas pengiriman menjelang pelaksanaan Idul Adha (Qurban).
Peternak kambing sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Kramat, Desa Ujung Piring, Kota Bangkalan, KH Hasan Iroqi Mukhtar membagikan tips agar para peternak bisa terlepas dari keresahan dan hewan ternak sapi-kambing aman dari paparan virus PMK.
Kyai muda yang biasa disapa Ra Hasan itu kemudian mengutip ungkapan bijak dari seorang filsuf, ilmuwan, sekaligus dokter kelahiran Persia, Ibnu Sina atau yang dikenal dengan sebutan Avicenna.
“Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan,” ungkap Ra Hasan kepada Surya.
Menurutnya, wabah virus PMK yang menyerang hewan berkuku belah di antaranya seperti sapi, kambing, dan kerbau bukan hanya meresahkan para peternak. Namun juga memunculkan keresahan di tengah masyarakat.
Baca juga: Suspek PMK Meluas di 3 Kecamatan Bangkalan, Tim Lab BBVet Wates Yogyakarta Meluncur ke Bangkalan
Kumpulan Berita Lainnya seputar Bangkalan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
“Masyarakat resah ketika hendak membeli daging sapi atau kambing, aman atau tidak. Meski pemerintah telah menyatakan daging hewan PMK aman untuk dikonsumsi,” tuturnya.
Selama lebih dari setahun fokus sebagai peternak kambing, Ra Hasan berkeliling untuk ‘menimba’ ilmu khusus untuk menjaga kondisi fisik kambing-kambingnya dari terpaan pergantian musim ataupun dari paparan virus PKM.
“Alhamdulillah, total 25 ekor kambing besar dan anakan milik saya semuanya dalam kondisi sehat. Karena saya pakai herbal seperti kunyit dan jahe, memang konsumsi kambing-kambing saya setiap hari,” jelas Ra Hasan.
Tidak sebatas itu, ia masih menambah dengan pemberian vitamin seperti B-Sanplex atau B-Complex, Calcidex untuk memenuhi kebutuhan kalsium dalam tubuh kambing, hingga vitamin penguat otot yakni Biodin.
“Menghadapi wabah itu hampir sama, seperti halnya ketika kita di tengah wabah Covid-19. Kepanikan adalah awal dari musibah dan kesabaran adalah obat. Kita harus banyak belajar dari alam,” tegas Ra Hasan.
Namun, ia berharap Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan lebih proaktif dalam melakukan deteksi dini. Pemantauan sejak awal tidak hanya dilakukan terhadap para peternak sapi-kambing berskala besar namun juga kepada masyarakat yang juga memiliki beberapa ekor hewan ternak sapi-kambing.
“Apakah mereka meneliti dengan cermat, ya memang butuh waktu, tenaga, dan biaya. Tetapi itu kan demi tugas dan kewajiban mereka. Jadi jangan sampai terulang ketika ada musibah lalu bergerak/ Itu sangat rawan karena para peternak tidak dibekali persiapan ketika ada wabah atau setelah ada wabah. Wajib itu, kasihan masyarakat,” harapnya.
Disinggung terkait belum jelasnya SOP pengiriman sapi-kambing ke luar Madura hingga menjelang pelaksanaan Idul Qurban, Ra Hasan menyebut kemungkinan langkah diskresi bisa ditempuh Bupati Bangkalan atau Gubernur Jawa Timur.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/kyai-peternak-di-bangkalan-bagikan-tips.jpg)