Berita Pamekasan
Nasib Tukang Jagal Sapi di Pamekasan Semakin Merana Sejak Merebahnya PMK, Apalagi jelang Idul Adha
Menurut pria yang sudah 22 tahun sebagai jagal sapi, jika sebelum menyebar informasi adanya PMK sapi, ia menyembelih sapi antara 1 – 2 ekor per hari
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Meski sampai sekarang indikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak piaran di Pamekasan belum ada, namun dalam menghadapi Hari Raya Idul Adha ini, sejumlah jagal sapi di Pamekasan kini mulai dilandai kecemasan.
Sebab merebaknya PMK sapi yang sudah menyebar di sejumlah wilayah Jawah Timur, sejak sebulan belakangan ini dapat mempengaruhi jual beli sapi dan pemotongan hewan sapi, di Hari Raya Qurban, yang tinggal sebulan lagi. Walau PMK itu tidak menular ke manusia, namun masyarakat sudah mulai ketakutan untuk mengusumsi daging sapi atau kambing.
Seperti yang diungkapkan Ali Wafa (45), jagal sapi, warga Kelurahan Barurambat Kota, Kecamatan Kota Pamekasan, Jumat (3/6/2022). Menurut pria yang sudah 22 tahun sebagai jagal sapi, jika sebelum menyebar informasi adanya PMK sapi, ia menyembelih sapi antara 1 – 2 ekor per hari.
Namun beberapa hari belakangan ini, tiap hari ia hanya menyembeli satu ekor sapi per hari. Bahkan, ada juga temannya sebagai jagal sapi, dalam sehari tidak mesti menyembelih sapi. Kadang sehari menyembelih satu ekor, kadang tidak. Kondisi ini lantaran merebaknya PMK yang membuat konsumen merasa was-was untuk mengusumsi daging sapi.
Baca juga: Fakta Etos Semangat Kerja Orang Madura, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam Ungkapkan Detail Ini
Kumpulan Berita Lainnya seputar Pamekasan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Ali Wafa berdagang sapi yang kemudian disembelih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), di tahun-tahun sebelumnya, sejak H-4 Idul Adha, ia menyembelih sapi antara 4 – 5 ekor sapi tiap hari. Dan kepada langganannya, ia meyakinkan jika sapi miliknya yang disembelih dan dijual selama ini dalam kondisi yang sudah benar-benar sehat. Tetapi ada saja dari beberapa warga masih meragukan dan cemas terhadap kondisi sapi.
“Saya terus menerus meyakinkan masyarakat yang selama ini menjadi langganan saya, jika sapi yang saya jual ini sehat tidak terpapar PMK,” kata Ali Wafa.
Karena itu, Wafa berharap virus PMK ini segera berakhir, agar kondisi jual beli sapi tetap stabil seperti tahun-tahun sebelumnya. Apalagi nanti di saat menjelang Idul Adha, biasanya kebutuhan sapi meningkat, bisa jadi nanti menurun imbas dari adanya PMK.
Sedang Abdul Holik (37), warga Jl Jagalan, Pamekasan, yang tiap Idul Adha selalu dimintai tolong warga untuk memotong sapi kurban, juga mulai gelisah. Ia khawatir nanti di saat Hari Raya, undangan untuk memotong sapi kurban menurun.
Diakui, sebelumnya, sebulan menjelang Hari Raya Idul Adha, sudah ada warga yang menghubungi dirinya untuk minta bantuan memotong sapi kurban. “Merebaknya PMK ini tentunya menghantui bagi pedagang sapi. Termasuk nanti di saat Hari Raya Kurban, saya memprediksi, warga yang akan berkurban menurun,” ungkap Abdul Holik.