Berita Sampang
Imbas PMK, Aktifitas Pasar Hewan di Sampang Lumpuh Selama 2 Bulan, Pemkab Ikut Terkena Dampaknya
Hanya saja semenjak PMK, aktifitas pasar dengan sendirinya lumpuh lantaran para pedagang khawatir sapi dagangannya terjangkit virus.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Aktifitas jual beli sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Sampang, Madura lengang.
Bahkan kondisi tersebut terjadi selama dua bulan lamanya akibat merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tak kunjung sirna.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar Dinas koperasi dan perdagangan (Diskopindag) Sampang, Moh Rosul menegaskan jika selama dua bulan ini, pihaknya tidak pernah mengeluarkan kebijakan menutup pasar hewan.
Baca juga: Alun-alun Trunojoyo Sampang Akan Dihiasi Payung Seperti di Masjid Nabawi, Tercanggih se-Indonesia
Berita menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Hanya saja semenjak PMK, aktifitas pasar dengan sendirinya lumpuh lantaran para pedagang khawatir sapi dagangannya terjangkit virus.
"Dengan sendirinya para pedagang tidak melakukan transaksi jual beli sapi," ujarnya.
Adapun, lumpuhnya aktifitas jual beli sapi terjadi di tujuh pasar yang tersebar di Sampang diantaranya, Pasar Aeng Sareh, Bringkoning, dan Sentol.
"Termasuk pasar hewan di Desa Jelgung, Omben, Batulenger, dan Ketapang," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut kata Moh Rosul, jelas akan berpengaruh pada jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menurun alias tak capai target.
Dengan adanya aktifitas pasar mampu mampu menghasilkan jutaan PAD perbulan, seperti di Pasar Hewan Desa Aeng Sareh dan Ketapang.
Adapun setiap momen pasaran di Pasar Hewan Desa Aeng Sareh akan terisi sekitar 500 sapi, sedangkan ongkos per sapi Rp 12 ribu, sehingga jika ditotal mencapai Rp. 6 juta.
"Begitupun di Pasar Hewang Ketapang mampu menampung sekitar 600 sapi, sedangkan pasar lainnya, kadang bisa tampung 100 - 200 sapi," pungkasnya.