Berita Madura

Hari Terakhir Pendaftaran Bacakades di Arosbaya Bangkalan Disorot, Tidak Transparan

pihak panitia seharusnya mengarahkan pihak-pihak yang hendak mendaftar untuk mengisi buku

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Muspika Arosbaya hadir di tengah gelombang protes atas dugaan tidak transparan saat pendaftaran terakhir bacakades di sekretariat P2KD Arosbaya, Senin (27/2/2023) 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Hari terakhir pendaftaran bakal calon kepala desa (bacakades) di Sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) Arosbaya, Kecamatan Arosbaya menjadi sorotan sejumlah tokoh masyarakat setempat, Senin (27/2/2023). Bahkan, anggota Komisi A DPRD Bangkalan, Mahmudi turut angkat bicara.

Menurut Mahmudi, pihak panitia seharusnya mengarahkan pihak-pihak yang hendak mendaftar untuk mengisi buku absensi. Hal itu sebagai upaya transparansi terkait siapa saja yang datang untuk mendaftar. Namun pada kenyataannya, saat ada yang mendaftar tidak ada absensi.

“Seharusnya jumlah calon yang mendaftar diketahui publik, namun pada kenyataannya panitia menyembunyikan. Ini ada apa? Jumlah pendaftar 10 orang, tapi awalnya panitia bilang hanya ada empat orang,” ungkap Mahmudi.

Atas kondisi ini, pihaknya bersama Muspika Arosbaya mendorong Tim Fasilitator Pemilihan Kepala Desa (TFPKD) Kecamatan melakukan verifikasi dan evaluasi. Dengan harapan terciptanya pelaksanaan pilkades yang jujur dan adil.

“Siapapun dan jumlah pendaftarnya tidak ada masalah. Kami sebagai anggota DPRD sangat menyayangkan ini. Kalau seperti ini panitia kan tidak transparan, mulai dari jumlah pendaftar dan juga administrasinya,” tegas politisi Partai Hanura itu.

Baca juga: Sapi Baru dari Luar Daerah Tanpa Anting Pengenal Pengaruhi Capaian Pemasangan Ear Tag di Bangkalan

Ia menambahkan, pihak panitia yang dibentuk BPD seharusnya bersifat netral, tidak boleh terjadi perilaku keberpihakan, dan menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Sehingga tidak sampai terjadi temuan-temuan mencurigakan hingga terindikasi kecurangan.

Sepuluh pendaftar bacakades yang disebutkan Mahmudi yakni, Ahmad Susilowanto, Suhardi, Murniati, Anwarul Mubarak, Mohammad Sadar. Lalu, Prihatin, Abd Syukur, Rusman Adi Tama, Febriyanti , dan Alvinsar Alif Pratama.

Sementara salah seorang tokoh masyarakat Desa Arosbaya, Sahid menyatakan, dugaan terjadinya tidak transparansi saat pendaftaran bacakades ini sangat merugikan banyak pihak. Terutama bagi warga yang mencalonkan diri sebagai kepala desa.

”Tidak ada transparansi, panitia tidak netral. Ini yang membuat kami kecewa,” singkat Sahid.

Wakil P2KD Arosbaya, Husin mengungkapkan, pihaknya meminta pelaksanaan Pilkades Arosbaya dikawal bersama melalui dukungan segenap masyarakat demi kelancaran dan keamanan pilkades.

“Sejak pendaftaran bacakades pada 15-27 Februari hingga penutupan pukul 15.30 WIB, ada sepuluh orang mendaftar. Kami ingin desa tercinta ini bisa berdemokrasi dengan baik,” ungkapnya.

Pengakuan mengejutkan dilontarkan Ketua P2KD Arosbaya Niki Yuliana. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan pihaknya sudah menyalahi aturan. Seperti halnya tidak ada daftar hadir bagi bakal calon yang mendaftar.

“Iya saya mengakui, apa yang sudah kami lakukan salah,” singkatnya di hadapan Muspika dan tokoh. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved