Breaking News

Berita Luar Negeri

Ekstremis Hindu di India Serukan Umatnya Menjajah Makkah dan Jadikan Kabah Menjadi Kuil

Yati Narsinghanand memberikan pidato berisi kebencian pada Islam dan mendesak umat Hindu bangkit melawan Muslim.

Editor: Aqwamit Torik
Abdullah_Alamadi
Yati Narsinghanand, ekstremis Hindu di India memberikan pidato berisi kebencian pada Islam dan mendesak umat Hindu bangkit melawan Muslim. 

Dia dilaporkan menyebut Muslim "setan", mengancam akan memusnahkan mereka dan mengatakan dia berjuang untuk menciptakan India 'bebas dari Islam', seperti diberitakan CNN International.

Yati Narsinghanand sudah menghadapi dakwaan di lebih dari 20 kasus berbeda, menurut pengacaranya, Maa Chetnanand Saraswati, yang juga seorang pendeta di kuil Dasna Devi.

Kritikus mengatakan Yati Narsinghanand dilindungi oleh kedekatannya dengan para pemimpin Partai BJP.

Pada April tahun 2022 lalu, Yati Narsinghanand dan penyebar kebencian lainnya ditangkap karena membuat pidato kebencian di "Hindu Mahapanchayat".

Saat itu, ia mengatakan, 50 persen umat Hindu akan pindah agama dalam 20 tahun jika seorang Muslim menjadi perdana menteri di India.

Baca juga: Malangnya Nasib Naby Keita, Ditawarkan Liverpool ke Inter Milan, Meski Gratis Ternyata Ditolak

Baca juga: Andre Onana Bikin Inter Milan Tampil Makin Pede, Kiprah Gemilang Clean Sheet di Liga Champions

Baca juga: Leandro Paredes Dibuang PSG Ditolak Juventus, Empat Hal Jadi Penyebab, Masuk Deretan Gaji Mahal

Komentar Sekjen Cendekiawan Muslim

Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Dr. Ali Muhyiddin Al-Qara Daghi, mengecam pernyataan Yati Narsinghanand yang menyerukan untuk menyerang Makkah dan merebut Ka'bah.

Melalui akun Twitter-nya, ia mengomentari video pendek Yati Narsinghanand yang beredar di media sosial.

"Orang gila berbicara dan orang waras mendengarkan… Dikatakan kepada Firaun, siapa Firaun Anda? Dia berkata: Saya tidak menemukan siapa pun yang menginginkan saya?"katanya, dikutip dari Eastern Herald.

"Pernyataan dan kegilaan resmi yang mengundang keheranan dan tawa ini harus ditanggapi dengan kendali resmi dari pemerintah Islam dan sikap hukum populer terhadap orang-orang seperti ini," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved