Berita Tulungagung

Pengemis Dirazia, Ngaku Berangkat Mengemis Hanya untuk Hiburan, Bikin Satpol PP Jengkel

Ia sengaja memilih menjadi pengemis di Tulungagung karena warga Tulungagung dikenal suka memberi.  Namun pengemis ini ngaku hanya hiburan

Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/David Yohanes
Anggota Satpol PP Tulungagung menghitung uang hasil pengemis salah satu PPKS yang ditangkap. 

Lebih jauh Yulius mengakui, ada perubahan pola operasi para PPKS.

Setelah razia digalakkan pada siang hari, mereka beralih beroperasi saat malam.

Karena itu Yulius akan meresponnya dengan melakukan razia yang lebih bervariasi.

Razia siang hari akan tetap ditingkatkan, namun razia malam juga akan dilaksanakan secara sporadis. 

"Jam razia juga akan diubah-ubah sehingga tidak bisa ditebak. Titiknya kan itu-itu saja," ucap Yulius. 

Selain itu muncul keluhan dan aduan masyarakat karena ada PPKS di daerah yang jauh dari wilayah kota.

Salah satunya ada di wilayah Kecamatan Bandung, Ngunut  dan di Kecamatan Boyolangu. 

Untuk merespon aduan masyarakat ini, Yulius mengaku akan menjajaki kerja sama dengan Trantib Kecamatan dan Polsek. 

Dengan begitu keberadaan PPKS di wilayah yang jauh bisa dijangkau personel dari Kecamatan. 

"Ada sejumlah sejumlah laporan dari lokasi yang jauh belum direspon. Karena itu  kami akan bekerja sama dengan kecamatan dan Polsek," pungkas Yulius. 

Keberadaan pengemis, pengamen, manusia silver dan badut jalanan banyak menjadi sumber keluhan warga ke Satpol PP.

Keberadaan mereka dinilai mengganggu kenyamanan dan keamanan warga, karena beroperasi di banyak simpang empat yang samai. 

Ironisnya, keberadaan mereka yang menjamur disebabkan warga Tulungagung yang suka memberi uang receh kepada mereka.

Karena itu Dinas Sosial dan Satpol PP menghimbau masyarakat menghentikan kebiasaan memberi uang kepada PPKS.

Sedekah disarankan disalurkan melalui saluran yang semestinya, seperti panti asuhan, masjid, musala, atau Badan Amil Zakat dan Shadaqah (Bazis).

Keberadaan PPKS ini sudah tahap meresahkan, karena banyak yang mengintimidasi dan memaksa pengguna jalan, terutama kaum perempuan. 

Bahkan ada pula PPKS yang sudah mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial berupa sepeda motor, modal usaha, BPNT dan PKH tetap mengemis. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved