Breaking News

Berita Madura

Bos Modifikator AG Ghundel Alih Hobi Jadi Kolektor Kelereng Balap, Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah

Bos Modifikator AG Ghundel Pamekasan, Madura menyatakan berhenti dari dunia modifikasi motor kontes. Warga Jalan Gatot Koco itu kini beralih hobi

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Agus Hermanto, kolektor kelereng balap asal Pamekasan, Madura 

Rerata, para pembeli yang datang ke rumah ini berasal dari Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.

Selain itu, ada pula pembeli dari Jakarta yang menghubungi melalui online.

"Pembeli yang dari Jakarta ini merupakan perantau dari Madura yang juga di kotanya terdapat lomba kelereng balap. Ada juga yang buat koleksi," ujarnya.

Pria yang masih aktif menjadi personel Satpol PP Pamekasan ini mengaku mendapat keuntungan sekitar Rp 40 juta selama menjual ratusan koleksi kelerng balapnya.

Bahkan, Agus juga sering ikut lomba balap kelereng antar kabupaten di Madura.

Kelereng balapnya pernah menyabet juara 1 yang mendapat hadiah motor Vixion dan kipas angin.

Selain itu, juga pernah meraih juara 2 dan mendapat motor Mio.

Pernah pula meraih juara yang hanya membawa pulang uang Rp 4.5 juta.

"Berkat jual kelereng balap ini saya juga bisa menghidupi kebutuhan keluarga. Ya buat sampingan juga," ungkap Agus.

Alasan Agus memilih menjadi kolektor kelereng balap ini karena mencari hobi yang berbeda dengan orang lain.

Koleksi kelereng balap milikinya tersebut terdapat beberapa jenis, diantaranya kelereng balap kuno, kelereng jenis virto, sparkel dan malakah yang merupakan produksi luar negeri.

Rerata pembeli kelereng balap yang datang kerumahnya ini mencari warna sesuai primbon, seperti merah, kuning, biru, putih dan hitam.

Sejumlah warna itu menjadi primadoni karena dinilai sejalan dengan konsep dasar lima unsur kalender Jawa yang sesuai primbon.

"Para pecinta balap kelereng di Madura masih mempercayai primbon saat hendak mengadu kelereng balapnya. Kelereng balap di Madura ini masih dianggap benda mati yang di keramatkan," kelakarnya.

Bahkan, kata Agus, tak jarang para pencinta balap kelereng di Madura ada yang sampai memakai ilmu mistik saat hendek mengadu kelerengnya di lintasan balap, seperti tidak pindah tempat dan menggunakan warna pakaian sesuai primbon.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved