Berita Madura
Bos Modifikator AG Ghundel Alih Hobi Jadi Kolektor Kelereng Balap, Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah
Bos Modifikator AG Ghundel Pamekasan, Madura menyatakan berhenti dari dunia modifikasi motor kontes. Warga Jalan Gatot Koco itu kini beralih hobi
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Agus Hermanto, Bos Modifikator AG Ghundel Pamekasan, Madura menyatakan berhenti dari dunia modifikasi motor kontes.
Warga Jalan Gatot Koco itu kini beralih hobi menjadi kolektor kelereng balap.
Alasan dia beralih hobi mengoleksi kelereng balap ini karena mulai menyukai benda unik dan antik.
Sebab ia memprediksi, suatu saat akan banyak anak - anak dan masyarakat yang susah mendapat kelereng balap tersebut.
"Sekarang jarang kita temui anak-anak di kota main kelereng. Begitu pula di desa, juga terbilang jarang," kata Agus saat ditemui di kediamannya, Senin (29/5/2023).
Baca juga: Pangga, Pemuda Bangkalan Madura Hobi Tangkap Ular Berbisa dengan Tangan Kosong, Ternyata ada Caranya
Berita menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Selain untuk koleksi, Agus juga sembari menjual kelereng balap tersebut ke sesama pecinta kelereng balap.
Lain dari itu, ribuan jenis koleksi kelereng balap miliknya, ada pula yang dijadikan terapi, batu akik, dan kontes.
Sedangkan khusus kelereng balap, Agus biasa menjual mulai harga Rp 10 ribu sampai Rp 3 juta.
"Paling mahal laku Rp 3 juta, itu kelereng balap yang kacanya tebal, berat, langka, dan warnanya yang pekat," cerita Agus.
Penuturan pria asal Kelurahan Kolpajung itu, ribuan kelereng koleksinya ia beli melalui toko online.
Sebagian pula, ada yang membeli antar teman pecinta kelereng balap, dan luar negeri.
"Saya punya sekitar 500 koleksi kelereng balap. Yang belum dibuat jadi kelereng balap ada 1000 kelereng," ungkap Agus.
Seingat Agus, ada sekitar 500 orang lebih yang datang ke rumahnya untuk membeli koleksi kelereng balap miliknya itu.
Rerata, para pembeli yang datang ke rumah ini berasal dari Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.
Selain itu, ada pula pembeli dari Jakarta yang menghubungi melalui online.
"Pembeli yang dari Jakarta ini merupakan perantau dari Madura yang juga di kotanya terdapat lomba kelereng balap. Ada juga yang buat koleksi," ujarnya.
Pria yang masih aktif menjadi personel Satpol PP Pamekasan ini mengaku mendapat keuntungan sekitar Rp 40 juta selama menjual ratusan koleksi kelerng balapnya.
Bahkan, Agus juga sering ikut lomba balap kelereng antar kabupaten di Madura.
Kelereng balapnya pernah menyabet juara 1 yang mendapat hadiah motor Vixion dan kipas angin.
Selain itu, juga pernah meraih juara 2 dan mendapat motor Mio.
Pernah pula meraih juara yang hanya membawa pulang uang Rp 4.5 juta.
"Berkat jual kelereng balap ini saya juga bisa menghidupi kebutuhan keluarga. Ya buat sampingan juga," ungkap Agus.
Alasan Agus memilih menjadi kolektor kelereng balap ini karena mencari hobi yang berbeda dengan orang lain.
Koleksi kelereng balap milikinya tersebut terdapat beberapa jenis, diantaranya kelereng balap kuno, kelereng jenis virto, sparkel dan malakah yang merupakan produksi luar negeri.
Rerata pembeli kelereng balap yang datang kerumahnya ini mencari warna sesuai primbon, seperti merah, kuning, biru, putih dan hitam.
Sejumlah warna itu menjadi primadoni karena dinilai sejalan dengan konsep dasar lima unsur kalender Jawa yang sesuai primbon.
"Para pecinta balap kelereng di Madura masih mempercayai primbon saat hendak mengadu kelereng balapnya. Kelereng balap di Madura ini masih dianggap benda mati yang di keramatkan," kelakarnya.
Bahkan, kata Agus, tak jarang para pencinta balap kelereng di Madura ada yang sampai memakai ilmu mistik saat hendek mengadu kelerengnya di lintasan balap, seperti tidak pindah tempat dan menggunakan warna pakaian sesuai primbon.
"Tapi semua kembali pada yang di atas. Rezeki sudah Allah yang ngatur, manusia hanya bisa berikhtiar," serunya.
Agus berpesan kepada generasi muda agar jangan menyangkut pautkan hobi kelereng balap dengan judi.
Sebab pecinta kelereng balap ini hanya ingin berlomba, dan menyalurkan hobi.
"Kalau judi itu dilarang oleh hukum. Makanya lomba balap kelereng ini mungkin kedepannya dibuat paguyuban atau komunitas agar banyak peminatnya. Karena kelereng balap ini perlombaan bukan perjudian. Jadi persepinya harus diubah," pintanya.
Baca juga: Hari Kelam Lima ART Dilalui Selama Kerja Ikut Oknum ASN, Disuruh Kerja Tanpa Busana, Hingga Dianiaya
Baca juga: Guru Agama Madrasah Diduga Cabuli 12 Muridnya, Kemenag Ungkap Dugaan Miris, Kepsek Dicopot
Baca juga: Selingkuhan Dibunuh Pria Beristri saat Minta Dinikahi, Sempat Berhubungan Sebelum Kejadian
Gubernur Khofifah Bangun Sembilan Dermaga di Madura, Formad: Bentuk Komitmen Kuat Bangun Pulau Garam |
![]() |
---|
Transportasi Murah Meriah Trans Jatim Surabaya-Madura, Bayar Rp 5 Ribu Bisa Nikmati Fasilitas Nyaman |
![]() |
---|
Sudah Ada TransJatim, Warga Madura Ternyata Masih Suka Naik Bus Rute Jauh |
![]() |
---|
Kronologi Meninggalnya Warga Madura di Gurun Pasir saat Ingin Naik Haji Secara Ilegal |
![]() |
---|
Kunjungi Kangean, Kementerian Kelautan dan Perikanan Survei Budidaya Lobster Milik PT Balad Grup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.