Muazin Ditikam Jelang Salat Id

Kondisi Kejiwaan Kakak Kandung yang Tikam Muazin Musala Pakai Pisau hingga Tewas, Sosok Temperamen

Sosok SL kesehariannya selalu berkeliaran di sekitar permukiman kawasan Jalan Kunti, Semampir, Surabaya. 

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Luhur Pambudi
Situasi di depan musala dan rumah Moch Faisal, marbut dan muazin di Jalan Kunti Surabaya yang tewas seusai ditikam kakak kandung sendiri saat berkelahi. 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pria berinisial SL (35) pelaku penusukan adik kandungnya Moch Faisal (25), marbut sekaligus muazin musala Jalan Kunti Gang 2, Sidotopo, Surabaya, diduga mengalami gangguan kejiwaan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh sepupu korban Maya. Sosok SL, menurutnya, kerap memiliki emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak. Apalagi saat keinginannya akan sesuatu tidak segera dikabulkan oleh pihak keluarga. 

Tak ayal, akibat kondisi kesehatan mental tersebut SL berkali-kali menjalani perawatan inap RSJ yang ada di Kota Surabaya, beberapa tahun lalu. 

"Sudah lama (sakit kecenderungan gangguan mental), enggak sampai 10 tahun lalu. Iya zaman Covid-19 itu (terakhir dirawat)," ujarnya saat ditemui di rumah duka korban, kawasan Jalan Kunti, Semampir, Surabaya, Kamis (29/6/2023) malam. 

Pada tahun 2020 atau saat Pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. SL, menurut Maya, akhirnya keluar dari proses perawatan gangguan kejiwaan.

Baca juga: Gelap Mata, Pria di Tuban Tusuk Wanita Penjaga Warung Kopi Pakai Gunting, Diduga Terbakar Cemburu

Pada momen tersebut, bertepatan juga ayahanda dari SL juga meninggal dunia, akibat sakit yang dideritanya. 

"Saat zaman Covid, ayahnya meninggal. SL dikeluarkan (dari RSJ), SL itu berkali-kali keluar masuk lagi gitu berkali-kali. Pas ayahnya MD itu, dia keluar. Dan enggak masuk RSJ lagi," jelasnya. 

Mengenai penyebab gangguan kesehatan mental yang dialami SL selama ini. Ia mengaku, tidak mengetahuinya secara pasti. 

Namun, pihak anggota keluarga yang lain menduga, gangguan tersebut merupakan bawaan sejak kecil. 

"Enggak tahu. Kurang tahu. Mungkin bawaan sejak lahir. Orangnya memang suka marah marah," ungkapnya. 

Sosok SL kesehariannya selalu berkeliaran di sekitar permukiman kawasan Jalan Kunti, Semampir, Surabaya. 

Maya mengungkapkan, SL masih dapat berpenampilan secara normal, rapi dan bersih, saat berada di lingkungan sosial. 

Bagi warga atau orang awam yang baru berjumpa dengan SL, mungkin sosok pria dengan tinggi tubuh 165 cm itu, normal dan sehat seperti kebanyakan orang. 

Namun, pembedanya, adalah sifat temperamen dari SL yang mudah tersulut, lalu marah medelak-ledak, nekat, dan berpotensi membahayakan orang lain yang dianggap mengganggu. 

"Iya berkeliaran biasa. Kalau dilihat itu ya kayak normal orangnya. Enggak kayak ODGJ (penampilan semerawut). Penampilan biasa, bersih. Pikirannya agak gitu. Enggak bisa dikasari," ungkapnya. 

Baca juga: Remaja Tusuk Saudara Sendiri di Rumah Makan saat Mabuk Berat di Ngawi, Diduga Ada Dendam Pribadi

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved