Berita Madura

Kota Bangkalan Mulai Dijajah Kekeringan, 5 Hari Pelanggan PDAM Numpang Mandi di Rumah Mertua

Namun juga mulai menjajah kawasan kota Bangkalan. Distribusi air kepada sedikitnya 200 hingga 300 pelanggan PDAM Bangkalan dalam lima hari terakhir

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Pelanggan PDAM, Heri (45), warga Perumahan Griya Utama II, Desa Martajasah, Kelurahan Mlajah mengecek pasokan air di kran yang macet sejak lima hari terakhir, Senin (18/9/2023). 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Mengeringnya sumber mata air akibat terik dari panas imbas musim kemarau panjang tidak hanya merambah kawasan pedesaan.

Namun juga mulai menjajah kawasan kota Bangkalan. Distribusi air kepada sedikitnya 200 hingga 300 pelanggan PDAM Bangkalan dalam lima hari terakhir tersendat setelah debit sungai Sumber Pocong menurun.

Kondisi ini membuat seorang pelanggan PDAM, Heri (45), warga Perumahan Griya Utama II, Desa Martajasah, Kelurahan Mlajah kebingungan. Tak terhitung berapa kali setiap hari dirinya terus melakukan pengecekan terhadap kran-kran air di rumahnya. Untuk kebutuhan mandi, Heri menumpang mandi di rumah ibu mertua yang berlokasi di Kampung/Kelurahan Mlajah.

“Sudah lima hari belum menyala, saya belum laporan karena sejak air mampet ada bantuan droping air dari PDAM. Tetapi hanya cukup untuk kebutuhan air wudhu, buang air kecil, dan BAB. Jangan sampai mati-mati saja lah Pak, karena air kebutuhan vital,” singkat Heri ketika ditemui Tribun Madura di rumahnya.

Sementara Dirut PDAM Bangkalan, H Sjobirin Hasan mengungkapkan permohonan maaf terkait terganggunya pasokan air kepada para pelanggan terutama para pelanggan paling terdampak yang berada di kawasan selatan Kota Bangkalan. Seperti di Perumahan Nilam, Perumahan IMC, Griya Abadi, Pondok Darussalam, hingga Griya Utama II.

Baca juga: Kantor Satpolair Polres Bangkalan Jadi Rumah Belajar Anak Jalanan di Pelabuhan Kamal

Informasi lengkap dan menarik Berita Madura lainnya di Googlenews TribunMadura.com

“Sebagai layanan publik, kami punya tanggung jawab moral. Meski masalah ini sejatinya sifatnya alamiah, untouchable, forced major dampak musim kemarau. Karena itu kami distribusikan air bersih, gratis ke pelanggan sampai pasokan air kembali normal,” ungkap Sjobirin kepada Tribun Madura.

Ia menjelaskan, terganggunya pasokan air kepada para pelanggan yang kebetulan berada di paling ujung titik distribusi karena kondisi debit sumber mata air di Sungai Pocong sempat menurun. Sehingga pihaknya hanya mengoperasikan satu pompa dari dua unit pompa yang biasanya dimaksimalkan.

“Dari Sumber Pocong ini laha yang mensuplai ke tandon air di Tangkel (Burneh), namun tidak bisa maksimal karena didukung satu pompa, tidak dalam level yang tinggi. Musim kemarau ini menjadi permasalah pertama,” ungkap mantan Dirut PDAM Kota Bengkulu itu.

Permasalahan kedua, lanjutnya, saat ini pihak tengah melakukan perbaikan pipa karena terjadi kebocoran di beberapa titik pipa transmisi utama. Kondisi itu tentu saja mengurangi distribusi tekanan air ke pelanggan. Karena kebocoran itu pula, pihak PDAM Bangkalan sempat menghentikan produksi untuk mengurangi kebocoran.

“Nah itu sangat mengganggu para pelanggan, khususnya para pelanggan di ujung seperti di komplek Perumahan Griya Utama II karena secara posisi mereka berada di paling ujung distribusi,” paparnya.

Selain mengebut perbaikan kebocoran pipa, upaya lain PDAM Bangkalan untuk kembali menormalkan distribusi air ke para pelanggan dengan menambah kapasitas 10 liter per detik melalui sumber mata air dari Sumber Cobik. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan produksi air dari Sumber Pocong yang sangat dipengaruhi kondisi alam seperti musim kemarau.

Namun saat ini, lanjutnya, pihaknya masih terkendala dengan belum keluarnya izin untuk pemasangan pipa dari Sumber Cobik melintasi jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

“Sekitar sebulan yang lalu ajukan izin karena kami harus berpikir ke depan dengan menambah peningkatan pengolahan di Tangkel yang selama ini produksinya 90 liter per detik, bagaimana caranya agar bertambah semisal jadi 200 atau 300 liter per detik,” terangnya.

Ia menambahkan, para pelanggan terdampak mohon segera melapor ke PDAM Bangkalan dengan harapan bisa dilakukan doping air secara gratis. Meski terganggu pelayanan, tetapi pelanggan diharapkan tetap memiliki air.  

“Mohon doanya tidak ada gangguan lagi ke depan, sehingga dalam 1-2 hari lagi distribusi air kembali normal. Sebagai publik service, sehari zero complain itu tidak mungkin, minimal kran patah pasti ada,” pungkas Sjobirin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved