Berita Malang

Kritikan Keras Kuasa Hukum Korban Kanjuruhan Soal Proyek Renovasi Stadion Kanjuruhan: Tetap Menolak

Diketahui, renovasi dilaksanakan oleh PT Waskita Karya bekerjasama dengan PT Brantas Abipraya sebagai kontraktor pelaksana.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ficca Ayu
Istimewa/TribunMadura.com
Kondisi Stadion Kanjuruhan yang akan dilakukan renovasi. 

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Pelaksanaan renovasi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang telah bergulir. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menunjuk pelaksana proyek tersebut.

Diketahui, renovasi dilaksanakan oleh PT Waskita Karya bekerjasama dengan PT Brantas Abipraya sebagai kontraktor pelaksana. Sedangkan PT Bina Karya dan PT Yodya Karya, sebagai tim manajemen konstruksi.

Proyek tersebut diperkirakan berlangsung selama 16 bulan. Dan rencananya, juga akan dibuat ruangan khusus di Pintu 13 sebagai monumen peringatan mengenang  Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Penasehat hukum keluarga korban dan korban Tragedi Kanjuruhan yang juga Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan (TATAK), Imam Hidayat mengkritik keras pelaksanaan renovasi Stadion Kanjuruhan tersebut.

Baca juga: Pentolan Bonek Kirim Surat Demo ke Polrestabes Surabaya, Imbas Persebaya Terusir dari Stadion GBT

Baca juga: Stadion Kanjuruhan Mulai Dibongkar, Keluarga Korban Tragedi Kecewa, Renovasi Sesuai Standar FIFA

Menurutnya, pelaksanaan renovasi itu sama saja dengan merusak tempat kejadian perkara. Apalagi hingga saat ini, upaya mencari keadilan dalam Tragedi Kanjuruhan masih terus dilakukan.

"Kita tetap tidak sependapat atau menolak, apapun itu. Karena saya kira, ini sama dengan merusak tempat kejadian perkara. Padahal hingga sekarang ini, kami masih dalam proses mencari keadilan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (21/9/2023)

Dirinya pun meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian PUPR, lebih baik membangun stadion baru di tempat yang berbeda daripada merenovasi Stadion Kanjuruhan

"Keseluruhan dari bangunan Stadion Kanjuruhan, dibuat sebagai monumen untuk penanda pernah terjadi tragedi kemanusiaan di Indonesia. Kalau pun ingin membangun kembali, kan banyak tempat yang tersedia," ungkapnya.

Dirinya pun juga menolak keras, adanya rencana pembuatan ruangan khusus di Pintu 13 sebagai monumen peringatan mengenang Tragedi Kanjuruhan.

"Saya melihatnya apapun itu. Itu hanya sekadar, mereka (pemerintah) seakan-akan menghormati Tragedi Kanjuruhan. Dan apapun itu, tetap kami menolak apa yang dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk merenovasi Stadion Kanjuruhan," pungkasnya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved