Berita Jatim

Keluarga Ungkap Permintaan Tak Biasa Korban Karnaval Sound System di Malang: Sosok yang Pendiam

Renita Sintia Sari (14) yang merupakan korban tragedi karnaval sound system di Desa Kedungrejo, Malang punya keinginan terakhir

Editor: Januar
TribunMadura/ Lu'lu'ul Isnainiyah
Ayah korban karnaval sound system di Malang, Ali Zaini 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Inilah permintaan tak biasa korban laka karnaval sound system di di Malang.

Renita Sintia Sari (14) yang merupakan korban tragedi karnaval sound system di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang sempat mengungkapkan permintaan terakhirnya kepada keluarga.

Di mana, sebelum acara karnaval di mulai, Renita ingin foto bersama kedua orang tua dan kakaknya.

Senin (25/9/2023) sekira pukul 10.00 WIB rumah duka Renita tak henti-hentinya didatangi oleh para pelayat.

Keluarga serta kerabat masih tidak percaya jika Renita harus meninggal dalam acara karnaval yang digelar di desanya, Minggu (24/9/2023) malam.

Saat itu, jenazah Renita sudah dimakamkan sekira pukul 08.00 WIB. Ali Zaini, ayah dari gadis berusia 14 tahun itu terlihat sembab ketika menerima pelayat berdatangan.

"Kejadiannya kemarin malam, sekira pukul 22.30 WIB di dekat Pasar Sayur," tutur Ali saat ditemui di kediamannya.

Ali menjelaskan, saat itu dirinya beserta anak keduanya turut mengikuti karnaval. Bahkan, Ali juga sempat menyaksikan secara langsung kejadian nahas yang menimpa anaknya.

"Waktu itu saya membawa ogoh-ogoh, tiba-tiba mobil dari arah belakang menabrak saya, terus ke barisan anak-anak juga. Saya sempat ambil video tapi ngeri," ucapnya.

Ali mengaku terkena tabrakan di bagian tengkuk seketika tidak sadarkan diri. Namun untuk kondisi luka tidak begitu parah.

Warga sekitar yang mengetahui Renita menjadi korban lantas memberitahukan kepada Ali.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Gresik, Pemotor Tewas Usai Tabrak Pengemudi Motor Lainnya dari Belakang

Nahas, nyawa Renita tak dapat terselamatkan karena mengalami luka di bagian kepala dan meninggal di lokasi kejadian.

Sementara itu, terkait mobil pikap yang memuat konsumsi dan menabrak peserta karnaval merupakan mobil milik Ali.

"Yang nabrak itu mobil saya sendiri. Dikendarai oleh Pak RT," terangnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pengemudi mobil pikap adalah Ustadi (63) warga setempat.

Ali mengaku bahwa mobil saat itu dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada kendala baik rem blong maupun lainnya.

Ia mengira pengemudi kurang menguasai kemudi mobil sehingga pengemudi lepas kendali dan menabrak peserta karnaval.

Atas kejadian kejadian, Ali menganggapnya sebagai takdir.

"Sudah takdirnya begini," katanya.

Di akhir cerita, Ali mengaku sebelum acara karnaval dimulai, Renita sempat meminta foto keluarga. Menurutnya hal ini tidak biasa dilakukan. Terlebih dikatakan Ali, Renita menurapakan sosok yang pendiam dan jarang berfoto.

"Kemarin minta kenang-kenangan foto bersama. Katanya yah, ayo foto yah buat kenang-kenangan," ucap Ali menirukan permintaan terakhir anaknya tersebut.

Sebelumnya, karnaval sound system di Jalan Raya Kedung Boto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang berujung maut.

Satu orang meninggal dunia dan enam orang luka-luka usai ditabrak kendaraan pikap yang membawa konsumsi. 

Kendaraan pikap Daihatsu Grand Max nopol N 8969 BF dikendarai oleh Ustadi (63) warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis.

Karnaval sound system berlangsung di Desa Kedungrejo kemarin Minggu (24/9/2023) dimulai pada pukul 19.00 WIB. Namun, acara tersebut terpaksa dihentikan lantaran terjadi adanya kecelakaan. 

Kasatlantas Polres Malang, AKP Agnis Juwita membernarkan adanya kecelakaan ini. 

"Kejadian kecelakaannya sekira pukul 22.00 WIB," kata Agnis ketika dikonfirmasi, Senin (25/9/2023). 

Ia menjelaskan, atas kejadian ini satu orang meninggal dunia, yakni Renita Sintia Sari (14) warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis

"Korban mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," imbuhnya. 

Sementara itu, enam orang mengalami luka-luka. 

Di antaranya Rilla Dwi Oktarisa (24), Andry Hermawan (22), Fota Sri Handayani (31), Muhammad Aziel Saputra (26), dan Fatma Hikmawatu (23). Keenam korban merupakan warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved