Berita Entertainment

Baru Melahirkan 2 Bulan, Pilu Nyawa Artis Tak Tertolong saat Sedot Lemak, Keluarga Duga Malpraktik

Nyawa artis cantik ini tak tertolong usai operasi sedot lemak. Dia diketahui baru melahirkan dua bulan. Keluarga duga ada malpraktik dari klinik.

Instagram.com
Sosok Nanie Darham yang meninggal dunia saat melakukan operasi sedot lemak. Keluarga merasa ada malpraktik lantaran klinik membiarkan Nanie melaksanakan prosedur meski baru melahirkan dua bulan. 

Sekira pukul 17.49 Wib, James dihubungi pihak klinik karena kondisi Nanie tak stabil saat operasi sedot lemak.

Alangkah terkejutnya James saat ia tiba di rumah sakit, istrinya sudah meninggal dunia.

"17.49 Wib James diminta menyusul ke RS dr Soeyoto. Pada saat itu yang bersangkutan (James) mendapatkan info dari dokter yang menyatakan bahwa korban Nanie sudah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit," pungkas Hartono.

Baca juga: Kisah Pilu Evakuasi Pasien RS Al-Shifa Gaza, Diperintah Israel, Lambaikan Kain Putih Sepanjang Jalan

Namun menurut kesaksian klinik, Nanie meninggal dunia di rumah sakit.

"Keterangan dokter jaga di rumah sakit sangat berbeda dari keterangan dr Danu yang menyatakan korban mengalami ketidakstabilan sehingga perlu dibawa ke rumah sakit dan diberi infus oksigen. Satu menyatakan udah meninggal, satu masih hidup," sambung Hartono.

Kasus kematian Nanie hingga kini masih diselidiki pihak kepolisian.

Untuk diketahui, Nanie adalah bintang film yang pernah tenar di tahun 2009.

Berperan sebagai Dinar di film Air Terjun Pengantin, Nanie beradu peran dengan artis Tamara Bleszynski.

Selesai film tersebut, nama Nanie tenggelam.

Namun di tahun 2020, sosok Nanie Darham kembali disorot karena kasus peredaran narkotika jenis kokain.

Di sisi lain, duka mendalam juga dirasakan oleh keluarga anggota TNI di Palembang.

Anggota TNI tersebut dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan.

Namun, keluarga korban tak percaya dan menyebutkan hal janggal kematian sang TNI.

Nasib malang ini tengah menimpa Prada Jefriando Simatupang (23) yang bertugas di Batalyon Raider 200.

Prada merupakan anggota TNI di Palembang, Sumatera Selatan.

Sosoknya menjadi perhatian publik lantaran keluarga merasa kematiannya tidak wajar.

Ya, Prada meninggal dunia setelah tiga hari koma akibat kecelakaan lalu lintas.

Ayah korban, El Simatupang menjelaskan kronologi dan keanehan yang ada.

Prada Jefriando Simatupang pulang ke rumah pada Sabtu (11/11/2023) sekitar pukul 16.30 WIB.

Saat itu, Prada Jefriando meminta izin untuk keluar malam mengajak pacarnya untuk nongkrong di sekitar kawasan Kambang Iwak Palembang.

Namun, Prada Jefriando diminta sang ayah untuk istirahat saja di rumah.

"Jam delapan malam dia pamit keluar mau ajak pacarnya keluar nongkrong. Saya minta dia istirahat saja di rumah. Ketika sedang istirahat terdengar HP dia itu berdering terus artinya dia masih di rumah," ujar El saat ditemui TribunSumsel.com di rumah duka yang berlokasi di Jalan Panca Usaha Kelurahan 5 Ulu Palembang, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Sosok Oknum TNI Tega Bunuh Istri, Bakar Jasad Dibantu Selingkuhan di Bangkalan, Sempat Diracun

El Simatupang memegang foto semasa Prada Jefriando Simatupang, anaknya yang merupakan anggota TNI di Palembang. Keluarga menduga ada yang tidak wajar dari kematian Prada Jefriando Simatupang.
El Simatupang memegang foto semasa Prada Jefriando Simatupang, anaknya yang merupakan anggota TNI di Palembang. Keluarga menduga ada yang tidak wajar dari kematian Prada Jefriando Simatupang. (TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN

Lebih lanjut dikatakan EL, tanpa sepengetahuannya ternyata sang anak keluar rumah.

Setelah ditelusuri, dia bertemu dengan salah seorang teman satu leting dan saudaranya yang merupakan seorang warga sipil.

"Ternyata sekitar pukul 01.00 WIB malam dia ini diam-diam keluar rumah, ditelpon temannya untuk ketemuan. Ternyata dia mengajak pacarnya pergi nongkrong dan lalu mengantar pacarnya pulang sekitar pukul 23.00 WIB, " katanya.

Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 pagi, El diberi kabar anaknya dilarikan ke rumah sakit AK Gani dan keadaan sedang koma.

Terhitung tiga hari di rumah sakit dalam keadaan koma, korban akhirnya meninggal dunia pagi ini di rumah sakit.

"Setelah kami telusuri lagi dari keterangan kakak kawan satu letting-nya meninggalkan anak kami bersama seniornya di sebuah cafe di Jalan Radial. Belum tahu apa memang janjian dengan seniornya atau gimana, " katanya.

Kata EL, kesatuan tempatnya mengabdi sudah mencari tahu lewat CCTV di simpang Charitas dan terlihat ada kemacetan.

Kendati begitu, dari situ ada indikasi Prada Jefriando mengalami kecelakaan.

Namun pihak keluarga merasa janggal, sebab meski tubuh Prada Jefriando ada luka di dagu, lecet pipi, dan kepala namun kondisi sepeda motornya tidak mengalami kerusakan sama sekali.

"Kami lihat motornya tidak ada kerusakan, mulai dari spakbor dan lain-lain. Hanya lecet sedikit bagian lampu dan pijakan kaki yang bagian karetnya lepas, " katanya.

Keluarga berharap kasus ini bisa terungkap, jika ini ternyata ada tindak kriminal harus diperhatikan dan diungkap.

Baca juga: Nasib Menyedihkan Kuli Bangunan di Bondowoso, Korban Salah Tangkap Polisi: Kepala Saya Dipukul

Sosok anggota TNI di Palembang yang penyebab kematiannya dicurigai oleh keluarga.
Sosok Prada Jefriando Simatupang (23), anggota TNI di Palembang yang penyebab kematiannya dicurigai oleh keluarga. (TribunSumsel.com)

"Kami harap dari Kodam II Sriwijaya lebih memperhatikan kasus ini. Jangan seolah-olah ini hanya ada lakalantas, " jelasnya.

Di sisi lain, TribunSumsel.com berhasil menghubungi Kapendam II Sriwijaya, Kolonel Kav Rohyat Happy Ariyanto.

Rohyat menjelaskan kematian Prada Jefriando.

Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, Rohyat mengatakan, meninggalnya Prada Jefri Ando Simatupang karena kecelakaan tunggal yang dialami korban. 

Hal ini disampaikan Rochyat, setelah  Den Intel Kodam II/Swj melakukan pemeriksaan dan memanggil para saksi yang berada di TKP (tempat kejadian perkara), pada saat laka lantas tersebut terjadi. 

"Korban meninggal dunia murni  lakalantas tunggal, jadi bukan karena pengeroyokan ataupun penganiayaan," ungkap Rohyat. 

Lanjutnya, setelah dilakukan investigasi dan sekaligus pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan oleh Den Intel Kodam II/Swj tersebut. 

"Jadi dari keterangan para saksi itu, disimpulkan bahwa korban ini meninggal setelah mengalami lakalantas tunggal," tutupnya.

----

Berita Madura dan berita seleb lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved