Berita Sumenep
Jawaban Dinkes P2KB Sumenep soal Meninggalnya Bayi di Puskesmas Batang-Batang, Bukan karena SHK
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep klaim soal meninggalnya bayi di Puskesmas
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep menjawab soal meninggalnya bayi bernama Adelia Aziz Bella Negara.
Menurut mereka, peristiwa itu tidak ada kaitannya dengan pengambilan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang dilakukan Puskesmas Batang- Batang pada tanggal 18 November 2023 lalu.
Pernyataan itu disampaikan, setelah keluarga bayi bernama Aziz dan Rumnaini asal Desa Tamidung Kecamatan Batang - Batang mempersoalkan pengambilan sampel darah SHK di bagian tumit bayi hingga akhirnya meninggal dunia.
Adelia Aziz Bella Negara itu meninggal dunia, saat perjalanan dari RSI Garam Kalianget untuk dirujuk ke RSUD dr. Mohammad Zis Sampang pada Senin (20/11/2023) lalu.
"Kasus bayi yang meninggal pada tanggal 20 November 2023 lalu itu, bukan disebabkan karena suntikan skrining hipotiroid kongenital (SHK) dari Puskesmas Batang-Batang," tegas Plt Kepala Dinkes P2KB Sumenep, Agus Sulasno saat dikonfirmasi TribunMadura.com pada Jumat (15/12/2023).
Baca juga: Update Kasus Kematian Bayi Sumenep, Satgasus Sebut Tindakan SKH Puskemas Batang-Batang Sudah Tepat
Bagi keluarga Aziz meninggalnya buah hatinya itu dianggap janggal karena sejak dilahirkan bayi tersebut dalam kondisi sehat. Namun, setelah dilakukan tindakan SHK di Puskesmas Batang-Batang diakui kondisinya berubah.
Agustiono Sulasno menegaskan, bahwa tidak boleh berasumsi atau menduga-duga tentang penyebab meninggalnya bayi pasangan Abdul Aziz dan Rumnaini tersebut.
"Semua harus berbasis data dan sudah kami hadirkan semuanya. Dan hasilnya memang SHK bukan penyebab kematian bayi. Ini yang perlu kita catat," tegasnya.
Laki-laki yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan Sumenep ini mengatakan, bahwa Bupati Sumenep sudah melakukan audit kematian bayi tersebut melalui tim Satgasus Independen di Puskesmas Batang - Batang pada tanggal 4 Desember 2023 lalu.
Tim Satuan Petugas Khusus (Satgasus) independen ini terdiri dari 5 unsur profesi medis dan lintas sektor, yaitu :
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumenep
2. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sumenep
3. Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium (PALTEKI) Sumenep.
4. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumenep
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumenep
6. Forpimcam
7. Kepala Desa
8. Tokoh masyarakat dan tokoh agama
9. Civitas Akademi dari Universitas Wiraraja.
Lima organisasi profesi kesehatan (IDAI, IDI, IBI, PPNI dan PALTEKI) ini memberi kesimpulan, bahwa pelaksanaan SHK yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sudah sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP).
Selain itu, penyebab kematian bayi setelah dilakukan tindakan SHK di Puskesmas Batang - Batang tidak berhubungan dengan pengambilan sample darah untuk pelaksanaan SHK tersebut.
"Intinya kami sampaikan bahwa memang tidak ada korelasi antara pengambilan sampel SHK dengan demam dan sesak napas yang kemudian setelahnya sang bayi meninggal," paparnya.
"Sudah dikaji bersama, mulai kronologi dari sejak lahir dan hingga dirujuk ke RSUD Sampang," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
| Jawaban Enteng Pemkab Sumenep soal Ribuan Siswa SMP Terancam Tak Kebagian Program Indonesia Pintar |
|
|---|
| Pengadaan Tablet DPRD Sumenep Rp 500 Juta Kian Panas, Komisi I Desak Sekwan Batalkan |
|
|---|
| Indahnya Batik Catra Rutan Sumenep, Dipesan Langsung Ditbinmas Polda Jatim, Jadi Ikon Baru |
|
|---|
| Proyek Tablet Rp 500 Juta di DPRD Sumenep Jadi Sorotan, Penyedia Ngaku Sudah Keluar Uang Besar |
|
|---|
| Proyek Kantin Mapolres Sumenep Senilai Rp 700 Juta Hampir Rampung, Malah akan Dipakai Event Lomba |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.