Hikmah Ramadan

Puasa dan Kebajikan dalam Masyarakat Pluralis

Puasa Ramadhan memiliki dua perspektif. Yaitu, perspektif Individual dan perspektif sosial

Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
DRS. H ROMADLON, MM, Ketua Komisi Hubungan Ulama Umara MUI Jatim 

Puasa Dalam Perspektif Sosial

Puasa Ramadhan sebenarnya tidak hanya bermakna secara individual. Justru menekankan terhadap makna sosialnya lebih dominan.

Karena itu, banyak anjuran bagi mereka yang berpuasa untuk melakukan banyak kebajikan yang begitu dibutuhkan dalam masyarakat.

Karena Indonesia dikenal sebagai negara yang sukses dan berhasil melakukan toleransi antara umat beragama. Belakangan –terutama dalam kurun waktu tiga dasawarsa pasca reformasi– masalah kerukunan antarumat beragama ini terusik kembali.

Tulisan ini tidak akan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan akidah atau keyakinan, karena sudah jelas itu urusan masing-masing pemeluk agama.

Yang ingin kita kembangkan ke depan, bahwa sekarang ini kita tak terhindarkan hidup dalam masyarakat pluralis atau majemuk dengan berbagai keyakinan agama.

Karena itu, berbuat kebajikan atau amal sosial antara umat beragama tampaknya menjadi hal yang perlu diperluas dan diintensifkan.

Pertama, karena kondisi negara kita dewasa ini masih kurang stabil dan terus terbelit persoalan ekonomi dan politik.

Sehingga, pemecahannya memerlukan kerja sama dan koordinasi antara sesama anak bangsa, antarpemeluk umat beragama.

Kedua, bahwa ada potensi yang bisa digerakkan antar umat beragama dalam rangka untuk membuat kebajikan sosial bersama- sama.

Misalnya, untuk penanggulangan kemiskinan dan pengangguran. Jadi, pluralisme di sini tidak ada kaitannya dengan masalah akidah atau keyakinan, tetapi lebih pada aspek sosial atau muamalah.

Dalam konteks kebangsaan dan kemasyarakatan, di mana kita tak bisa terhindarkan dengan kondisi sosial yang majemuk.

Maka, umat Islam sebenarnya tak perlu kiranya membesar-besarkan adanya perbedaan.

Tetapi, yang harus kita cari dan kita dorong sekarang ini adalah bagaimana mencari kesamaan visi dan misi terutama soal kerja sosial dan kemanusiaan.

Yang jelas. Dalam hal ini, Alquran juga memberi penegasan bahwa segala perbuatan amal saleh manusia tetap akan mendapat balasan dari Allah. Mengenai keyakinan kepercayaannya, Allah sendiri yang akan memutuskan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved