KH Zubair Muntashor Meninggal

Breaking News, Madura Berduka, Cicit Syaikhona Cholil Bangkalan KH Zubair Muntashor Meninggal

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, duka mendalam menyelimuti langit Kota Bangkalan, Minggu (28/4/2024).

|
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Cicit Syaikhona Cholil Bangkalan KH Zubair Muntashor Wafat 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, duka mendalam menyelimuti langit Kota Bangkalan, Minggu (28/4/2024).

Kyai sepuh sekaligus Pengasuh Ponpes Nurul Cholil, Kelurahan Demangan, KH Zubair Muntashor (Kyai Zubair) telah berpulang ke Rahmatullah sekitar pukul 10.00 WIB. Dijadwalkan, cicit Syaikhona Cholil itu akan dikebumikan di komplek pesarean keluarga, Desa Martajasah pada pukul 15.00 WIB.

“Innalilllahi wa inna ilaihi rojiun, abah ampon wafat (abah telah wafat). Seporah agih sedejenah (mohon dimaafkan untuk semua), sepora agih (mohon dimaafkan), nyo’on sambung du’aeh (mohon sambung doanya),” ungkap KH Hasani bin Zubair dengan suara menahan isak tangis.

Bukan hanya kalangan keluarga dan masyarakat Bangkalan yang merasakan betul atas berpulangnya kyai sepuh, Kyai Zubair. Namun juga bagi Wakil Direktur (Wadir) Pengamanan Objek Vital (PAM Obvit) Polda Metro Jaya, AKBP Pol Alith Alarino.

Bagi polisi asal Surabaya itu, sosok Kiai Zubair dikenal sebagai kyai sepuh yang sangat baik dan kharismatik. Alith berkesempatan sowan ke kediaman almaghfurlah saat dirinya masih berpangkat AKBP dan baru menjabat sebagai Kapolres Bangkalan pada 26 Juni 2021 silan.

“Selama di Bangkalan, saya udah sekitar 6 kali sowan ke kediaman beliau. Termasuk di awal saya masuk Bangkalan menyempatkan diri sowan, karena beliau adalah satu-satunya kyai sepuh yang masih ada di Bangkalan,” ungkap Alith saat dihubungi Tribun Madura.

Sekedar diketahui, Kyai Zubair adalah cicit dari Syaikhona Cholil, putra dari pasangan KH Muntashor (pendiri PP Nurul Cholil) dan Nyai Nazhifah binti KH Imron bin KH Muhammad Cholil atau yang dikenal Syaikhona Cholil Bangkalan.

Kesan paling mendalam bagi Alith dari sosok Kyai Zubair adalah ketika dirinya mengantarkan KH Said Aqil Siroj yang kala itu menjabat Ketua Umum PBNU, sowan menemui Kiai Zubair di kediamannya, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan.

Alith menjelaskan, saat momen KH Said Aqil Siroj berpamit, Kiai Zubair turut mengantarkan hingga di ambang pintu kediaman. Namun secara tiba-tiba dan tak terduga, Kiai Zubair meminta untuk memegang tongkat komando Kapolres Bangkalan yang ada di tangan Alith.

“Coba saya pegang tongkat komandonya,” kenang Alith menirukan kalimat Kiai Zubair.

Menurut Alith, permintaan Kyai Zubair untuk memegang tongkat komando Kapolres Bangkalan memiliki makna yang mendalam. Meski hingga saat ini, Alith mengaku tidak pernah tahu apa makna di balik peristiwa itu.

Namun satu bulan kemudian, Alith berpindah tugas sebagai Kapolres Trenggalek. Tak berselang lama, Alith promosi jabatan sebagai Wadir PAM Obvit Polda Metro Jaya sekaligus dengan kenaikan pangkat melati tiga di pundaknya.

“Menurut saya sangat dalam maknanya, gak tahulah karena beliau sosok tokoh agamis kharismatik. Saya percaya ada petunjuk-petunjuk yang saya tidak tahu, intinya beliau (Kiai Zubair) adalah sosok kyai sepuh yang sangat baik,” tuturnya.

Karena itu, Alith merasa kaget ketika seorang teman di Bangkalan memberikan kabar bahwa Kiai Zubair telah berpulang ke Rahmatullah. Alith yang dalam kesehariannya jarang mengunggah status WhatsApp (WA), menyempatkan diri berbela sungkawa melalui postingan status WA atas berpulangnya Kiai Zubair.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved