Berita Madura Terpopuler

Madura Terpopuler: Anak di Bawah Umur Masuk Data Pemilih hingga Petani di Sampang Khawatir La Nina

Berikut Madura terpopuler Sabtu (6/7/2024), Bawaslu Sumenep Temukan anak di bawah umur masuk data pemilih pilkada 2024 hingga petani tembakau Sampang

Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com
Berikut Madura terpopuler Sabtu (6/7/2024), Bawaslu Sumenep Temukan anak di bawah umur masuk data pemilih pilkada 2024 hingga petani tembakau di Sampang takut gagal panen dampak fenomena La Nina. 

"Jika nanti temuan kami ini tidak segera ditindaklanjuti, maka tentu saja akan kami proses sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.

Terpisah, Komisioner KPU Sumenep Divisi Perencanaan dan Data, Malik Mustafa mengatakan bahwa coklit memang untuk memverifikasi warga atau calon pemilih apakah memenuhi syarat atau tidak.

"Kalau untuk pemilih di bawah umur dipastikan akan dinyatakan tidak memenuhi syarat walaupun masuk daftar pendudukan potensial pemilih pemilihan (DP4)," jawabnya.

Madura terpopuler lainnya, petani tembakau di Kabupaten Sampang, Madura diselimuti rasa kekhawatiran di tengah musim tanam tahun ini, Jumat (5/7/2024).

Bagaimana tidak, cuaca saat ini tidak menentu.

Artinya meski kemarau, hujan kerap kali membawahi lahan petani belakangan hari ini.

Kondisi cuaca tersebut dampak dari fenomena La Nina, alias kebalikan dari El Nino sehingga cuaca saat ini menjadi kemarau basah.

Salah satu petani tembakau asal Desa Dulang, Kecamatan Torjun, Sampang Syafe'e (50) mengatakan bahwa, memang sepekan ini hujan kerap membasahi lahan tembakaunya seluas ratusan meter persegi.

Beruntungnya, tanaman tembakunya masih berusia sekitar 2 bulan, intensitas hujan yang tinggi tidak merusak tanamannya.

"Kalau di usia tembakau 2 bulan dan diguyur hujan seperti saat ini tidak akan rusak, malah menguntungkan karena kami tidak perlu menyiram di setiap harinya," ujarnya.

Akan tetapi, pihaknya khawatir jika cuaca seperti ini akan terus melanda Kabupaten Sampang hingga 6 bulan ke depan.

Sebab, di usia tembakau 6 bulan terbilang sudah siap panen, sehingga sangat memerlukan sinar matahari ektra untuk meningkatkan kualitas tembakau.

"Saat hujan terus mengguyur di usia tanaman siap panen, kualitasnya menjadi berkurang, bahkan jelek karena daun tembakau tidak lagi lengket dan aromanya memudar," terangnya.

Di samping itu, tidak ada antisipasi atau solusi untuk menghindari hujan kata Syafe'e, mengingat faktor alam.

"Otomatis gagal panen, karena saat merajang tembakau juga memerlukan sinar matahari yang ektra untuk menjemur daun tembakau," pungkasnya.

Ikuti berita seputar Madura terpopuler lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved