Berita Pamekasan

DPMD Pamekasan Launching Desa Padelegan Sebagai Kampoeng Juko Tase, Hasilkan Olahan dari Hasil Laut

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Pamekasan, Madura melaunching program desa berdaya

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
TribunMadura/ Kuswanto
Jajaran pejabat DPMD Provinsi Jatim dan DPMD Pamekasan berserta perangkat Desa Padelegan saat menunjukkan hasil olahan produk Desa Padelegan, Senin (28/10/2024) malam. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Pamekasan, Madura melaunching program desa berdaya dari DPMD Provinsi Jawa Timur tahun 2024 di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Senin (28/10/2024) malam.

Dalam launching kali ini, Desa Padelegan diresmikan sebagai salah satu desa di Pamekasan yang mendapatkan program desa berdaya dengan produk unggulan 'Kampoeng Juko' Tase'.

Sekretaris DPMD Pamekasan, Mohammad Fahmi mengatakan, tahun 2024 ini ada 3 desa di Pamekasan yang mendapatkan program desa berdaya, di antaranya Desa Palengaan Laok, Desa Samatan dan Desa Padelegan.

Kata dia, Desa Padelegan mengalami progres kemajuan yang cukup bagus sehingga bisa berubah status menjadi Desa Mandiri.

"Alhamdulillah Desa Padelegan tahun 2024 ini juga mendapat support bantuan dari Pemkab Pamekasan bersama dengan 12 desa lainnya sebagai desa mandiri," kata Fahmi.

Menurut Fahmi, bantuan keuangan program desa berdaya dari DPMD Provinsi Jatim ini senilai Rp 100 juta.

Namun Pemkab Pamekasan dengan segala keterbatasan anggaran, tahun 2024 ini sebanyak 12 desa mendapat bantuan keuangan Rp 500 juta khusus masing-masing desa.

"Ini bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Pamekasan terhahap desa-desa yang mau maju," tegasnya.

Sementara itu, Konsultan DPMD Provinsi Jawa Timur, Adib mengatakan, launching program desa berdaya di Padelegan ini berlangsung semarak dan luar biasa dengan sambutan khas musik daul yang disaksikan ribuan warga desa setempat.

Kata dia, Desa Padelegan ini mendapat reward dari Pemerintah Provisin Jatim sebagai desa mandiri dan tidak semua desa di Pamekasan mendapatkan bantuan prorgam desa berdaya tersebut.

"Ada dua desa lain yang juga dapat program desa berdaya ini, di antaranya Desa Samatan, dan Palengaan Laok," kata Adib.

Adib mengaku bangga dengan kekompakan kepala desa di Pamekasan, karena kepala desa lain yang juga dapat reward desa berdaya, turut hadir di acara launching Kampoeng Juko' Tase' di Desa Padelegan ini.

Dia menilai, hadirnya kepala desa ini merupakan bentuk kolaborasi dan keterpaduan untuk sama-sama memajukan desa.

"Desa yang mendapat reward dari Pemprov Jatim ini bisa menjadi contoh bagi desa lain. Desa yang mendapat reward ini merupakan desa yang beprestasi," ujarnya.

Hal lain disampaikan Kepala Desa Padelegan, Ibnu Hajar.

Kata dia, launching desa berdaya malam ini juga dimeriahkan dengan hiburan 7 grup musik daul asal Pamekasan.

Ibnu menyampaikan terima kasih atas bantuan keuangan dari DMPD Provinsi Jatim melalui program desa berdaya ini.

Dia mengaku sudah menjalankan program desa berdaya tersebut dengan baik sesuai usulannya adalah produksi kerupuk.

Alasannya, karena di Desa Padelegan ini, 4 diantara 6 dusun, mayoritas masyarakatnya sebagai nelayan.

"Kami mengangkat produk lokal yang potensinya dari laut, ini yang kami olah, sehingga yang kami usulkan ke Provinsi Jatim menghasilkan beberapa olahan di antaranya kerupuk Tenggiri, kerupuk blide, bakso, dimsum dan udang rambutan," kata Ibnu.

Menurut Ibnu, para pelaku UMKM di desanya tidak bisa mengolah produksi kerupuk tanpa adanya bahan utama yang didapat dari hasil tangkapan nelayan di laut.

Dia mengucapkan terima atas bantuan alat produksi dari DMPD Provinsi Jatim yang memberikan bantuan blender, pendingin dan alat pengolahan lain.

"Kami juga berkolaborasi dengan UMKM di desa kami yang sudah lama produksi kerupuk tenggiri, alhamdulillah selama hampir sebulan bersosialisasi, hasilnya sangat memuaskan," syukurnya.

Ibnu mengaku produksi olahan kerupuk di desanya saat ini terbilang terlambat.

Sebab produk yang dihasilkan UMKM di desanya berbeda dengan produk desa lain, karena mengambil bahan utama dari hasil laut yang itu kadang musiman. 

Apalagi, beberapa bulan ini, masih musim paceklik, sehingga untuk memproduksi olahan kerupuk tenggiri tersebut bahan utamanya harus mencari ke daerah lain.

"Alhamdulillah kita bisa berproduksi dengan baik, dan bisa mengusahakan dengan maksimal meski harus mencari bahan utama ke daerah lain," tutupnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved