Berita Terkini Bangkalan

UTM Semakin Bertabur Guru Besar, Rektor Dr Safi’: Risetnya Harus Berdampak pada Perbaikan Masyarakat

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Lima Guru Besar

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Rapat Senat Terbuka Universitas Trunojoyo Madura dalam rangka Pengukuhan Guru Besar di Gedung Pertemuan RP Moh Noer UTM, Kamis (21/11/2024). Di usianya yang genap 23 tahun, total jumlah profesor di kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan tersebut saat ini sebanyak 23 Guru Besar. 

Riset jagung lokal Madura hasil kerjasama dengan Balitsereal Maros Sulawesi mulai dilakukan sejak 2007.

Jagung lokal di seluruh Madura dieksplor untuk mendapatkan tetua yang akan dijadikan varietas unggul.

Hasil eksplorasi mendapatkan, sebanyak 16 kultivar (kelompok jagung lokal dengan kekhasannya) jagung Madura.

Tiga kultivar ditemukan di Bangkalan, tiga kultivar di Sampang, dua kultivar di Pamekasan, dan delapan kultivar di Sumenep.

Melalui metode seleksi dan selfing, 16 kultivar jagung lokal Madura itu menghasilkan variasi biji jagung dengan karakter morfologis berbeda pada setiap galurnya.

Varietas biji dengan galur unggul hasil dari metode itu kemudian disilangkan dengan beberapa genotip jagung unggul dari Balitsereal Maros (Sulawesi), tanpa menghilangkan karakter jagung lokal Madura yang toleran terhadap kekeringan, rendemennya tinggi, dan daya simpan lama.

Atas hasil riset itu, Dr Safi meminta Prof Amzeri serta Dekan Fakultas Pertanian UTM untuk segera membuat proposal tentang riset inovasi jagung yang ditujukan ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Karena beberapa waktu sebelumnya, Dr Safi’ bersama 50 rektor se Indonesia menghadiri undangan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Satriyo Soemantri Brodjonegoro

“Nah di kementan mempunyai program dalam rangka mendorong hilirisasi hasil riset di perguruan tinggi, dan itu siap didanai. Bahkan kementan akan melakukan offtaker atau pembelian."

"Karena Selama ini kita kan terkendala di situ, kalau kita punya produk pengembangan jagung nanti hasil panennya siapa yang mau membeli, nah kementan siap menjadi offtaker nya,” pungkas Dr Safi’.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved