Berita Viral

Kisah Kakek 64 Tahun Nikahi Nenek 89 Tahun, Mahar Rp500 Ribu, Cinta Bersemi saat Cari Pakan Kambing

Kisah pernikahan kakek dan nenek di Wonogiri. Perbedaan usia keduanya 25 tahun. Kenal saat cari pakan kambing.

Editor: Titis Suud
KOLASE Istimewa via TribunSolo
Potret bahagia pernikahan nenek berusia 89 tahun dan kakek 64 tahun di Wonogiri, Jawa Tengah. 

TRIBUNMADURA.COM - Kisah cinta nenek berusia 89 tahun dan kakek 64 tahun ini boleh dibilang unik. 

Keduanya pertama kali bertemu saat cari rumput untuk pakan kambing

Dua tahun saling mengenal, Ngatimin dan Satinem akhirnya memutuskan menikah. 

Perbedaan usia 25 tahun tak menghalangi keduanya untuk melanjutkan hubungan ke jenjang serius.

Bahagia menjadi pasangan suami-istri, Ngatimin dan Satinem pun ungkap momen malam pertamanya yang tak lagi kesepian. 

Berikut selengkapnya pernikahan kakek dan nenek di Wonogiri, Jawa Tengah ini.

Baca juga: 5 Fakta Pernikahan Wabup Sumenep Nyai Eva dan Bripka Krisna Maharta, Awal Kisah Cinta dari Mimpi

Untuk diketahui, Ngatimin dan Satinem menikah Selasa, 31 Januari 2024, di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Giritontro, Wonogiri keduanya telah melakukan ijab kabul.

Ngatimin dan Satinem memiliki kisah percintaan yang cukup panjang.

Mereka pertama kali bertemu sekitar dua tahun lalu saat Ngatimin bekerja di ladang milik orang lain yang berlokasi dekat rumah Satinem.

Ngatimin yang merupakan warga Jatirejo, Kecamatan Eromoko, sering melihat Satinem mencari rumput untuk pakan kambing.

“Saben dinten deyak-deyek pados pakan. (Setiap hari mencari rumput gendongi pakan kambing). 

Pikiran kula boten tekan, (saya pikir nggak akan kuat)” ungkap Ngatimin.

Baca juga: Pengantin Wanita Wafat Usai Akad Nikah Sah, Sempat Ucap 1 Permintaan ke Suami: yang Terbaik

Keputusan untuk Menikah

VIRAL Pernikahan Pria 64 Tahun dan Wanita 89 Tahun, Cinta Bersemi saat Cari Rumput, Kenal 2 Tahun.
VIRAL Pernikahan Pria 64 Tahun dan Wanita 89 Tahun, Cinta Bersemi saat Cari Rumput, Kenal 2 Tahun. (TRIBUNSOLO.COM/ERLANGGA BIMA SAKTI)

Setelah saling mengenal selama dua tahun, keduanya akhirnya memutuskan untuk menikah.

Ngatimin mengaku tidak memiliki rencana khusus setelah menikah.

“Malam pertama menikah cuma jagongan (ngobrol) biasa,” jelasnya.

Satinem, yang hidup sebatang kara, merasa kesepian di usia tuanya.

"Sakit malam-malam mboten enten tiang (kalau sakit tidak ada orang yang mengurus). Sareng ngoten (karena begitu), saya nikah," ujarnya.

Selama berkenalan, Ngatimin sering membantunya mencari pakan kambing yang ia pelihara.

Persiapan Pernikahan

Meskipun keduanya saling mencintai, Satinem sempat bingung dengan biaya pernikahan.

Ia terpaksa meminjam uang dari tetangga untuk mencukupi kebutuhan pernikahan.

Namun, setelah menikah, Satinem merasa lebih tenang karena kini sudah memiliki suami.

"Raos kulo (rasa saya setelah menikah) pun enten kanca (sudah ada teman). Pikiran sudah lumayan," pungkasnya.

Mahar Rp500 ribu

Melansir dari TribunSolo, pernikahan itu terjadi di Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, tepatnya Dusun Sawit Lor Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri

Ketua RW setempat, Sito, menjelaskan pernikahan itu dilakukan oleh salah satu warganya bernama Satinem (89) dengan pengantin laki-laki bernama Ngatimin (64) warga Desa Jatirejo Kecamatan Eromoko.

Menurut dia, pernikahan itu berlangsung pada Selasa (3/12/2024) lalu.

Menurut dia, pernikahan Satinem-Ngatimin tak hanya dilakukan di kantor KUA, melainkan juga menggelar hajatan di rumah Satinem.

"Senin (2/12/2024) itu hajatan, sudah menerima tamu undangan. Rumah juga dikasih tenda," ujarnya.

Adapun tamu yang hadir dalam acara pernikahan Satinem-Ngatimin sekitar 200 orang.

Sementara itu saat resepsi dari pihak laki-laki membawa 100 orang.

Ia menyebut yang berinisiatif menggelar pesta pernihakan adalah pengantin perempuan yakni Satinem.

Selama ini, kata dia, Satinem juga membantu tetangga yang punya hajat.

"Yang inisiatif menggelar acara itu ya Mbah Satinem. Karena selama ini sudah rukun tetangga saat punya hajat, sekarang gantian. Acaranya masih pakai adat jawa. Cari hari pernikahan dan jam grubyukan (besanan) juga," kata Sito.

Adapun sebelum melaksanakan ijab kabul, kedua mempelai juga melakukan prosesi tunangan dan saling tukar cincin emas masing-masing dua gram.

"Kalau pas menikah maharnya uang Rp 500.000," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved