Berita Terkini Sampang

Cerita Mabruroh, Wanita Sampang Madura Buka Usaha Buket Bermodalkan Uang Magang Rp30 Ribu

Memiliki modal sedikit tidak menyurutkan semangat perempuan asal Kampung Kesenih, Karang Dalam, Sampang, Madura, Mabruro dalam membuka usaha buket.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Perempuan asal Kampung Kesenih, Kelurahan Karang Dalam, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Mabruroh saat berada di toko buket miliknya, Senin (13/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNNADURA.COM, SAMPANG - Memiliki modal sedikit tidak menyurutkan semangat perempuan asal Kampung Kesenih, Kelurahan Karang Dalam, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Mabruroh dalam membuka usaha buket.

Perempuan kelahiran 24 April 1999 itu membuka usaha buket hanya bermodal Rp puluhan ribu, namun dengan tekat yang kuat, usaha yang dirintis sejak 2021 itu, berjalan sukses sampai detik ini.

"Saya hanya bermodal Rp 30 ribu. Uang itu hasil saya magang di Badan Amil Zakat Nasional (Baznaz)."

"Tapi saat ini berhenti magang setelah anak pertama saya lahir dan fokus usaha," kata Mabruroh, Senin (13/1/2025).

Istri dari Zaiful Bahar (31) warga Kabupaten Pamekasan itu mengaku, inisiatif usaha buket mulai muncul dipikirannya saat dirinya berada di bangku kuliah di Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (IAI NATA) Sampang.

Kala itu, Mabruroh mengikuti sidang kelulusan dan melihat banyak orang memberi buket, bunga, dan sejenisnya kepada mahasiswa yang lulus sidang.

"Saat melihat barang pemberian itu (buket) sangat bagus dan cantik," ungkapnya.

Sejak itulah, dia mulai berniat untuk mengembangkan usaha buket yang awalnya hanya bisa meniru buket yang dia punya, pemberian teman-temannya.

Dengan ketelatenannya, Mabruroh akhirnya menguasai cara membuat buket secara otodidak otodidak dan segera membeli bahan dan mulai merangkai buket.

"Saat itu hasil buket, saya posting ke media sosial seperti WhatsApp. Ternyata ada yang tertarik dan mulai ada yang membeli," tuturnya.

Kesadaran akan digitalisasi, usaha rumahan itu lalu dijual dengan memanfaatkan beberapa media sosial yang banyak digunakan masyarakat seperti, WhatsApp, Facebook, Tiktok dan Instagram. 

Menariknya, usaha buket ternyata memiliki momen tertentu untuk menarik banyak pembeli seperti pada saat hari guru, acara wisuda dan musim pernikahan. 

"Memang saat awal merintis pemesan hanya 2-4 orang. Alhamdulilah untuk saat ini jika dikalkulasikan selama sebulan, penghasilan saya sebesar Rp satu juta," jelasnya.

Pendapatan itu dapat membantu beban suami dalam belanja kebutuhan sehari-hari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved