Hikmah Ramadan 2025

Marhaban Ya Ramadan 1446 H, Selamat Berkhidmat Para Pemimpin Bangsa

Setelah dilantik oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Februari 2025 yang lalu, para kepala daerah mulai dari  Gubernur

Editor: Januar
Istimewa/TribunMadura.com
Ketua MUI Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakkil Alallah dalam Hikmah Ramadan 2025 dengan artikel berjudul Marhaban Ya Ramadan 1446 H, Selamat Berkhidmat Para Pemimpin Bangsa (Refleksi Spiritual dan Sosial Pasca Pelantikan Presiden dan Kepala Daerah se Indonesia) 

Kepemimpinan dalam Islam merupakan Amanah dari Allah SWT yang meneruskan estafet misi dan tugas kenabian. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam al-Mawardi dalam karyanya al-ahkam al-shulthaniyyah yang mengatakan bahwa Kepemimpinan dilembagakan untuk menggantikan (tugas) kenabian guna melindungi agama dan mengatur dunia.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW ummat Islam mengangkat dan membaiat Abu Bakr As Shiddiq sebagai Khalifah atau Amirul Mukminin yang tugasnya memimpin ummat didalam menjalankan syari’at Allah SWT. Pada saat itu Khalifah Abu Bakar memulai kepemimpinannya dengan memberikan penegasan dalam pidato perdananya sebagai khalifah  dengan mengatakan :
Wahai manusia, sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian. Akan tetapi, aku bukanlah manusia terbaik. Bila aku membuat kebijakan yang baik, maka sudilah kalian membantuku. Jika aku bersikap buruk, maka luruskanlah diriku. Kejujuran itu amanah. Dusta adalah pengkhianatan. Orang tertindas di tengah kalian, ia adalah orang kuat di mataku, akan aku singkirkan keluhannya, Insya Allah. Dan orang kuat (yang berbuat sewenang-wenang) di tengah kalian, ia merupakan pihak lemah, akan aku ambil hak orang lain darinya, Insya Allah.

Tidaklah suatu bangsa meninggalkan jihad di jalan Allah SWT, melainkan Allah SWT akan mendatangkan kehinaan pada mereka. Tidaklah suatu bangsa banyak melakukan perbuatan faahisyah (keburukan), melainkan Allah akan menimpakan bala (siksa) pada mereka seluruhnya. Taatilah aku, selama aku patuh kepada Allah SWTdan Rasul-Nya. Jika aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban taat atas kalian kepadaku. Bergegaslah menuju shalat kalian, semoga Allah merahmati kalian semua.
Apa yang disampaikan oleh Khalifah Abu Bakar As-Siddiq tersebut, merupakan manifesto dan deklarasi bahwa amanah kepemimpinan adalah tanggung jawab yang membutuhkan check and balance untuk terwujudnya sebuah sistem pemerintahan yang terkontrol secara transparan dan ber keadilan. Dengan demikian jalannya birokrasi pemerintahan akan responsif terhadap berbagai persoalan rakyat, inonatif dalam menyelesaikan berbagai tantangan, profesiaonal didalam menangani persoalan dan tentunya akuntabel dalam pelaksanaannya, karena semuanya akan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum maupun moral.

Check and balance juga dapat membuka ruang yang luas untuk terjadinya dialog yang terbuka secara langsung antara pemimpin dan rakyatnya, inilah yang kemudian disebut sebagai Public sphere atau ruang public dimana rakyat dan para pemimpin serta  pemangku kebijakan dapat langsung berkomunikasi untuk mendiskusikan dan menyelesaikan persoalan bersama.

Rasulullah SAW menjadikan Masjid Nabawi sebagai Public Sphere, setiap hal dan persoalan ummat dibicarakan dan didiskusikan oleh beliau di Masjid Nabawi, sehingga terwujud dan terbangun rasa kebersamaan dan persatuan yang sangat kokoh. Ukhuwah Islamiyah dipupuk secara subur sehingga menumbuh kembangkan kepedulian antar ummat secara kuat, begitu juga Ukhuwah Wathaniyah, disemai oleh Rasulullah SAW dengan penuh kelembutan dan kesejukan sehingga hiterogenitas ummat yang ada di Kota Madinah dapat dipersatukan dalam semangat kebersamaan untuk perjuangan yang adil dan merata tampa pandang bulu.

Keteladanan dari Rasulullah SAW dan Para Sahabatnya haruslah jadikan pedoman dasar bagi para pemimpin bangsa ini untuk menjalankan roda kepemimpinannya baik pada level kepemimpinan nasional maupun daerah. Ilmu pengetahuan dan Pembelakan kepemimpinan yang diperoleh pada kegiatan retret harus selalu seiring dan  selaras dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia. 

Untuk itu wejangan dari para leluhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Wahyu Mahkota Rama juga harus dipedomani agar Para pemimpin bangsa ini dapat mewujudkan Amanah kepemimpinannya secara maksimal. Wejangan tersebut berbunyi :
Wahai Para Pemimpin Bangsa Jadilah kalian laksana Matahari yang senantiasa memberikan penerangan kepada rakyat dalam kegelapan, menyinari dan meberikan sinarnya kepada siapa saja tampa pilih kasih. Jadilah kalian  laksana bumi yang selalu Ikhlas memberi, jadilah kalian laksana Bulan yang selalu teduh menyejukkan serta memberikan ketenangan dan kedamaian, jadilah kalian laksana Bintang  yang mampu menjadi petunjuk arah ketika kompas sudah tidak bisa dipedomani, jadilah kalian laksana langit yang lapang luas, membentang, jadilah kalian laksana laut yang tenang karena kedalamannya, jadilah kalian laksana angin yang mampu menyusup ke berbagai tempat agar bisa melihat dengan mata kepala segala masalah yang harus diketahui, jadilah kalian laksana Air yang selalu mengalir ke bawah dan rata, jadilah kalian laksana Api yang membakar apapun yang dilalui, yang berarti adil tanpa pandang bulu.

Demikianlah pesan bijak dari leluhur bangsa Indonesia yang insyaallah masih sangat relevan untuk diterapkan bagi para pemimpin bangsa saat ini. Presiden beserta seluruh kepala daerah yang baru saja dilantik dan dikukuhkan merupakan pemimpin bangsa yang harus ditaati dan dihormati sepanjang sejalan dan selaras dengan Konstitusi dan Peraturan Perundang-undangan yang lain, tentunya dengan berpijak kepada Nilai-nilai Agama dan Budaya Nusantra. Disamping itu Rakyat harus menyuarakan aspirasinya secara arif dan benar apabila para pemimpin bangsa ini telah melenceng dari garis-garis kebenaran sebagaimana yang telah dituangkan dalam konstitusi dan regulasi yang ada.

Selamat berkhidmat dan mengabdi untuk ummat para pemimpin bangsa, mudah-mudahan dengan keberkahan Bulan suci Ramadhan ini semua program yang dicita-citakan dan dicanangkan akan sukses Bersama ridho dan Rahmat Allah SWT, menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. amin 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved