Berita Jombang

Janda Penjual Gorengan di Jombang Syok Tagihan Listriknya Mencapai Rp12,7 Juta, PLN Suruh Mencicil

Seorang janda penjual goreang di Jombang kaget bukan main. Sebab, baik petir di siang bolong, tagihan listrinya tiba-tiba menjadi Rp12,7 juta.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Januar
TribunMadura.com/ Anggit Puji Widodo
TAGIHAN LISTRIK PLN - Masruroh ketika ditemui awak media di kediamannya di Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Kamis (24/4/2025). Kaget Terima Tagihan capai belasan juta dan dituduh mencuri listrik. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo


TRIBUNMADURA.COM, JOMBANG - Seorang janda penjual goreang di Jombang kaget bukan main.

Sebab, baik petir di siang bolong, tagihan listrinya tiba-tiba menjadi Rp12,7 juta.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Nasib pilu menimpa Masruroh, janda penjual gorengan asal Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Ia kaget karena tagihan listrik dari PLN mencapai Rp 12,7 juta. 

Tidak hanya itu, Masruroh juga dituduh mencuri listrik selain tagihan yang mencapai belasan juta rupiah itu. 

Tuduhan itu sudah dilayangkan pihak PLN sejak tahun 2022 silam. Tagihan itu ia ketahui melalui pesan WhatsApp yang masuk langsung ke ponselnya. 

Janda anak satu yang kini hidup sendiri itu menyebut ia tidak mengetahui kenapa bisa mendapat tagihan listrik PLN mencapai belasan juta. Terlebih, nama dalam tagihan tersebut tercatat atas nama mendiang ayahnya yakni Naif Usman. 

Ayahnya sendiri sudah wafat sejak tahun 1992 silam. Selain tagihan listrik, ia juga terkejut karena dituduh mencuri listrik seperti yang dituduhkan oleh pihak PLN. 

Mengetahui hal itu, Masruroh terkejut dan kebingungan, ia mengaku tidak bisa membayar semua tagihan, terlebih ia hanya penjual gorengan keliling. Baginya, tidak mungkin bisa melunasi tagihan yang jumlahnya sangat besar. 

"Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu? Saya ini hidup dari jualan gorengan keliling saja," ucapnya saat dikonfirmasi awak media pada Kamis (24/4/2025).

Lebih lanjut, Masruroh menjelaskan jika listrik di rumahnya memang digunakan bersama penyewa yang menempati ruang di samping rumahnya. 

Jauh sebelum ia menerima tagihan listrik itu, sesaat menjelang Hari Raya Iedul Fitri, muncul tagihan dan disertai ancaman pemutusan aliran listrik di rumahnya. 

Hingga akhirnya ancaman itu benar terjadi. Kamis (24/4/2025) siang, token listrik miliknya sudah tidak dapat lagi diisi. Mengetahui itu, Masruroh hanya bisa pasrah dan berharap PLN bisa mengerti kondisinya.

"Ayah, suami saya sudah tidak ada lagi, kalau sudah begini saya harus bagaimana? Saya jujur tidak mampu membayar uang sebanyak itu," ungkapnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved