Berita Bangkalan

Terik Panas Berubah Awan Mendung hingga Muncul Pelangi, BPBD Bangkalan:  Musim Pancaroba, Waspada

Fenomena alam kerap tersaji mewarnai fase peralihan musim dari penghujan menuju kemarau.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
istimewa/fadhur ros
FENOMENA ALAM : Tidak hanya meninggalkan genangan air, meredanya hujan deras disertai sambaran petir yang datang secara tiba-tiba di tengah cuaca terik juga menciptakan busur warna-warni pelangi di langit sisi Barat Kota Bangkalan pada Minggu (18/5/2025) menjelang waktu sore. BPBD Bangkalan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada di tengah masa peralihan musim, dari penghujan ke musim kemarau 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Fenomena alam kerap tersaji mewarnai fase peralihan musim dari penghujan menuju kemarau.

Mulai dari kemunculan secara tiba-tiba awan mendung berwarna hitam pekak di tengah terik cuaca panas, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, hingga sambaran petir.

Tidak jarang pula setelah turun hujan deras, muncul pelangi karena terjadinya pembiasan dan pantulan cahaya matahari pada tetesan air hujan. Sebagaimana pelangi di langit sisi Barat Bangkalan, Minggu (18/5/2025) menjelang waktu sore, busur warna-warni indahnya mengakhiri terjangan hujan deras disertai sambaran petir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Fitrisa Wahyu Puspitasari mengungkapkan, cuaca saat ini memang tidak menentu karena kebetulan tengah memasuki masa transisi dari music penghujan ke musim kemarau.  

“Masyarakat Bangkalan kami imbau tetap waspada, hindari dulu keluar rumah kalau memang tidak mendesak. Terlebih ketika melintasi akses Suramadu (sisi Madura), rawan pohon tumbang,” ungkap Fitri kepada Tribun Madura.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas sedang-tinggi disertai angin kencang mengacak-acak akses Suramadu sisi Madura pada 14 Januari 2025 sore. Sedikitnya 10 buah pohon yang tertanam di dua sisi pinggir maupun median jalan nasional itu tumbang.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun tragedi ini hingga malam hari membuat dua jalur akses sepanjang 12 Km itu lumpuh di kedua sisi. Titik tumbangnya 10 buah pohon itu tersebar di dua desa; Desa Masaran, Kecamatan Tragah dan Desa/Kecamatan Burneh.

Dua bulan berselang, angin ribut kembali mengoyak kekuatan akar-akar pohon di akses Suramadu Desa/Kecamatan Burneh dan Kecamatan Tragah pada 22 Maret 2025 sekitar pukul 15.00 WIB. Sebanyak empat buah pohon tumbang di jalur Timur atau tujuan Surabaya. Tidak ada korban dalam musibah tersebut, namun peristiwa itu juga sempat membuat arus lalu lintas tersendat.

“Kecamatan Burneh dan Tragah memang kami petakan sebagai kawasan rawan puting beliung, bersama Kecamatan Labang yang juga masuk di kawasan akses menuju Jembatan Suramadu. Selain itu, Kecamatan Kamal seperti di Desa Telang juga rawan angin kencang, termasuk Kota Bangkalan meski hanya imbas namun tidak terlalu signifikan,” jelas Fitri.

Untuk kawasan rawan bencana tanah longsor, lanjutnya, BPBD Bangkalan telah memetakan terletak di Kecamatan Galis, Kecamatan Kokop, Kecamatan Geger, dan Kecamatan Konang. Sementara untuk rawan bencana banjir, dipetakan di Kecamatan Arosbaya dan Kecamatan Blega.

“Namun kami juga mengimbau masyarakat di kawasan Kota Bangkalan untuk mewaspadai Jalan Soekarno-Hatta, Jalan KH Moh Toha, dan Jalan HOS Cokroaminoto, meski hanya genangan air ketika turun hujan lebat dan lama,” pungkas Fitri.
 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved