Berita Viral

Gegara Jual Air Galon, Santri di Ponpes Gus Miftah Diduga Disetrum dan Dipukul, 'Aksi Rasa Sayang'

Kasus dugaan penganiayaan santri di Ponpes Gus Miftah viral, 13 santri dilaporkan, korban disebut juga terlibat pencurian. Gus Miftah minta maaf.

Tribun Jakarta
PENGANIAYAAN SANTRI - Nama Gus Miftah kembali viral usai mencuat kasus 13 santri pondok pesantren Ora Aji miliknya diduga melakukan penganiayaan kepada santri lain. 

"Data yang kami punya dari santri yang mengingat-ingat soal kehilangan-kehilangan dan itu juga pengakuan dari Saudara KDR ada kurang lebih 7 sampai 8 santri," jelasnya.

Upaya Mediasi Gagal karena Tuntutan Kompensasi

Pihak Yayasan Ponpes Ora Aji sebelumnya telah mencoba memediasi permasalahan antara KDR dan para santri.

Namun, upaya tersebut gagal karena adanya tuntutan kompensasi dari keluarga KDR yang tidak mampu dipenuhi oleh para santri.

"Nah, yang membuat mediasi itu menjadi gagal pada akhirnya itu dikarenakan permintaan kompensasi atau tuntutan kompensasi dari keluarga saudara (KDR) ini yang tidak mungkin bisa dipenuhi oleh santri, yang notabene ini (santri) orang-orang yang tidak punya, yang notabene datang ke sini dalam keadaan gratis," kata Adi.

Pihak yayasan bahkan menawarkan bantuan biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta, tetapi tawaran tersebut ditolak oleh keluarga korban.

"Kami dari yayasan menawarkan angkanya Rp 20 juta. Tapi sekali lagi itu tidak pernah bisa diterima sampai akhirnya upaya mediasi berulang kali itu menjadi gagal," pungkasnya.

Respon Gus Miftah

Gus Miftah, pemilik Ponpes Ora Aji, turut menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut.

Melalui kuasa hukumnya, ia menjelaskan bahwa saat insiden terjadi, dirinya sedang melaksanakan ibadah umrah.

"Mohon izin saat peristiwa terjadi abah (Miftah) sedang umrah. Jadi Abah sedang umrah, tidak ada di pondok," katanya dalam konferensi pers pada Sabtu (31/5/2025).

Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Gus Miftah melalui kuasa hukumnya menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menimpa lingkungan pondok.

"Ya pertama tadi sudah disampaikan sama ketua yayasan, musibah ini adalah pukulan bagi kami terutama atas nama pondok pesantren. Ini adalah pukulan sehingga atas nama ketua yayasan, beliau (Miftah) sudah menyampaikan permohonan maafnya tadi," ujar Adi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di TribunMadura.com 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved