Madura Terpopuler

Madura Terpopuler: Nasib Joki Cilik Jatuh saat Karapan Sapi hingga Bu Guru Jatuh karena Jalan Licin

Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Selasa (8/7/2025). Dari nasib joki cilik terjatuh saat karapan sapi, hingga bu guru jatuh

Penulis: Januar | Editor: Januar
Kolase Kompas.com
TERJATUH - Nasib sial seorang joki karapan sapi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu (6/7/2025). Ia mengalami kecelakaan saat berlaga di ajang Kapolres Cup di Lapangan Priuk, Kecamatan Ketapang, Sampang. 

TRIBUNMADURA.COM, MADURA-Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Selasa (8/7/2025).

Dari nasib joki cilik terjatuh saat karapan sapi, hingga bu guru jatuh karena jalan licin. 

1. Nasib Joki Cilik Terjatuh saat Lomba Karapan Sapi, Tubuhnya Terseret hingga Garis Finis: Juara 3

Nasib sial memang tak ada di kalender.

Seperti yang dialami seorang joki karapan sapi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu (6/7/2025).

Ia mengalami kecelakaan saat berlaga di ajang Kapolres Cup di Lapangan Priuk, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.

Joki yang masih berusia 13 tahun itu pun tak kuasa diseret sapi yang tengah berlari.

Untungnya nyawa joki cilik itu masih selamat.

Dugaan penyebab kejadinya insiden itu karena kayu (keleles) tempat joki menunggangi sepasang sapi patah.

Kemudian si joki jatuh dan terseret laju sapi.

2. Personel Baru Satpol PP Bangkalan Ditempa Jalan Kaki 15 Km hingga Merayap di Rawa: Bangun Jiwa Korsa

Upaya menumbuh kembangkan fisik dan mental kuat dilakukan Satpol PP Bangkalan melalui gelaran Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) terhadap 17 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) serta satu orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Selama satu pekan penuh, belasan personel baru Satpol PP Bangkalan rekrutmen tahun 2025 itu melahap semua paparan materi teori maupun tempaan fisik.

Pembekalan materi secara teori digelar secara indoor atau di dalam ruangan, meliputi paparan tentang pengenalan, pemahaman, serta penekanan masing-masing tugas pokok dan fungsi (tupoksi) setiap bidang di lingkungan Satpol PP.

Seperti bidang perlindungan masyarakat (linmas), bidang ketentraman dan ketertiban umum (trantibum), bidang peraturan undang-undang, bidang pemadam kebakaran, bidang kesekretariatan, hingga pengamanan tindak internal yang menjadi bagian dari trantibum.

“Selain penekanan tentang pemahaman tupoksi di masing-masing bidang, kami juga persiapkan fisik dan mental personel baru untuk penindakan di lapangan."

"Karena kami juga mengemban tugas penegakan perda (peraturan daerah) dan perkada (peraturan kepala daerah), jadi tidak sebatas menjaga terselenggaranya trantib dan perlindungan masyarakat semata,” tegas Kasatpol PP Bangkalan, Muawi Arif, Senin (7/7/2025).


Penempaan fisik dan mental meliputi kegiatan long march atau berjalan kaki sejauh sekitar 15 Km menyusuri kawasan perkotaan, area sawah, hingga area sungai.

Di sepanjang jalur long march terdapat enam pos pemberhentian untuk mempertanyakan sejauh mana para peserta memahami materi-materi yang telah dipaparkan secara teori.

“Di setiap pos kami tanyakan kembali berkaitan dengan masing-masing tupoksi bidang."

"Kami berupaya membangunan jiwa korsa sesama personel Satpol PP serta pembentukan tim atau team building,” papar Muawi.

Dasar pelaksanaan diklatsar, lanjutnya, mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 800 Tahun 2023 tentang Standar Operasional Prosedur Satpol PP dan Kode Etik Polisi Pamong Praja.

Serta Undang-undang Nomor 16 Tahun 2023 yang mengamanatkan, Satpol PP memiliki tugas penegak perda, perkada, menjaga trantibum, serta perlindungan masyarakat.  

“Tujuaan pembentukan fisik tidak lain adalah untuk membangun seberapa jauh mental juang dan menanamkan jiwa integritas para peserta, serta membangun sikap keterampilan dan kreativitas,” pungkas Muawi.


3. 19 Tahun Bu Guru Pergi ke Sekolah Kerap Jatuh Gegara Jalan Rusak di Sampang, Licin Diperparah Hujan

Guru asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur, ini mengaku sering jatuh dari motor dalam perjalanan ke sekolah.

Tak tanggung-tanggung, peristiwa itu kerap terjadi padanya selama 19 tahun mengajar.

Jalanan menuju sekolahnya sudah rusak. Diperparah hujan, jalanan tersebut makin sulit ditempuh.

Waktu berkendara juga makin panjang gegara hal tersebut.

Siti Hasanah mengatakan, jalan rusak itu dia lewati setiap hampir tiba di sekolah.

Jalanan di Desa Pajeruan licin saat dan setelah diguyur hujan.

Genangan air bercampur tanah juga kerap muncul di musim hujan.

"Itu memang jalannya habis diguyur hujan kemarin, jadi licin. Tadi saya hendak menghindari air, karena licin saya jatuh ke sisi kanan," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (7/7/2025).

Ia mengaku, kejadian tersebut bukan pertama dialami. Sebelumnya, ia pernah jatuh akibat jalan licin di lokasi tersebut. Bahkan, saat itu ia mengalami luka akibat terjatuh dari motor.

"Saya sudah berkali-kali jatuh di sana, karena saya juga sudah 19 tahun mengajar di sana jadi kejadian seperti ini sering saya alami. Yang parah saat bulan Februari lalu, saya jatuh di situ sampai luka," ujarnya.

Ia mengaku, usai terjatuh dari motor pagi tadi, kaki kirinya mengalami sakit. Ia berencana pergi berobat ke tukang urut agar kakinya bisa sembuh seperti semula.

"Ini kaki kiri saya sakit, nanti mau ke tukang urut," ungkapnya.

Jalan tersebut menjadi akses utama untuk Siti pergi ke sekolah.

Meski licin, ia setiap hari menggunakan jalan tersebut untuk sampai di sekolah tempatnya mengajar.

"Iya itu akses utama. Sebetulnya ada jalan lain tapi justru lebih jauh dan lebih licin, makanya saya selalu lewat jalan yang tadi meskipun sering jatuh," tuturnya.

Setiap hari, Siti menghabiskan waktu 1,5 jam untuk menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah.

"Kalau musim hujan 1,5 jam, kalau kemarau itu satu jam sudah sampai," tuturnya.

Ia berharap, kejadian serupa tak lagi menimpa dirinya dan juga orang lain. Sebab, jalanan di lokasi itu cukup berbahaya saat hujan tiba.

Sementara di Bojonegoro, Jawa Timur, seorang ibu terpaksa ditandu untuk berobat gegara jalan rusak.

Seorang warga Dusun Kalidandang, Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, terpaksa ditandu menggunakan kursi rakitan sejauh 1,5 kilometer hanya untuk bisa mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Semua ini terjadi lantaran akses jalan utama di wilayah tersebut rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan, terutama saat musim penghujan.

Peristiwa memilukan ini dialami Miharsih (40), seorang ibu rumah tangga yang menderita penyakit sesak napas menahun.

Terlihat Miharsih ditandu oleh sejumlah warga menggunakan kursi panjang, beralaskan matras dan ditutupi plastik.

Ia digotong oleh para tetangganya saat wilayah Kecamatan Tambakrejo dan sekitarnya tengah hujan.

Saat kondisinya memburuk, warga sekitar tak punya pilihan lain selain mengevakuasinya secara darurat menuju jalan utama terdekat yang masih bisa dijangkau ambulans.

Kepala Desa Napis, Mulyono mengungkapkan bahwa kondisi ini bukan hal baru dialami oleh warganya.

Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak mengingat terbatasnya kemampuan Pemdes untuk memperbaiki infrastruktur di desanya.

“Akses jalan di sini memang sudah lama rusak. Kalau hujan, jalan berubah jadi lumpur, sepeda motor pun tidak bisa lewat,” ungkap Mulyono, rabu (21/5/2025).

Menurut Mulyono, kondisi infrastruktur jalan poros desa yang rusak menjadi penghalang utama bagi warga Dusun Kalidandang untuk mendapatkan akses layanan dasar, termasuk kesehatan.

“Hal seperti ini bukan yang pertama kali. Sudah sering kami alami. Sayangnya, sampai sekarang jalan poros desa belum juga dibangun,” lanjutnya.

Pemerintah desa, kata Mulyono, sejatinya telah berupaya.

Sejak tahun 2024 lalu, mereka secara intens telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk pembangunan jalan penghubung antara Desa Napis dan Kecamatan Margomulyo.

Total jalan yang akan bangun sepanjang 17 kilometer dengan lebar 15 meter.

Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pembebasan lahan.

“Dari sekitar 200 kepala keluarga yang terdampak proyek, sudah lebih dari 80 KK menerima ganti untung dari pemerintah,” jelasnya.

Mulyono berharap proses pembebasan lahan bisa segera rampung agar pembangunan jalan dapat segera direalisasikan.

Mengingat pentingnya infrastruktur jalan bagi kehidupan warga, khususnya dalam kondisi darurat seperti yang dialami Miharsih.

“Semoga dengan adanya jalan baru nanti, warga kami tidak lagi harus mengalami kejadian menyedihkan seperti ini. Ini bukan sekadar soal jalan, ini tentang hak dasar masyarakat untuk mendapatkan layanan yang layak,” pungkasnya.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved