Berita Sumenep
Baru Masuk Kuliah, Maba UTM Dibully Kating Sampai Diculik ke Kos-kosan: Fisik dan Mental Hancur
Mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura menjadi korban bullying yang dilakukan kakak tingkatnya.
TRIBUNMADURA.COM - Niat menuntut ilmu ke perguruan tinggi agaknya menjadi pengalaman traumatis bagi mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Jawa Timur, ini.
MM (18) menjadi korban bullying yang dilakukan oleh kakak tingkatnya.
Padahal dia baru saja masuk sebagai mahasiswa baru angkatan 2025.
Pemuda asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ini diculik dan dibawa ke sebuah indekos lalu menerima tindak kekerasan setelah pulang dari acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Menurut keterangan sang paman, M Sultan Fuadi, mental dan fisik korban menjadi hancur.
Penganiayaan yang dilakukan senior pada Rabu, 6 Agustus 2025 itu, membuat kepala MM harus dijahit.
Korban juga trauma karena diancam tidak tenang selama empat tahun kuliah.
Baca juga: Dulu Vincent Rompies ‘Kok Emosi’ Dengar Kasus Bully, Sang Anak Justru Terlibat & Diselidiki Polisi
"Korban sangat trauma, apalagi diancam tidak akan aman selama kuliah 4 tahun ke depan. Jadi saat ini korban khawatir bagaimana nanti ke depannya," ucapnya, Senin (11/8/2025), mengutip dari Kompas.com.
Kepalanya juga sakit sampai-sampai tak kuat mengikuti PKKMB keesokan harinya.
"Karena kepalanya sakit jadi tidak kuat ikut kegiatan PKKMB, karena itu kan seharian, jadi keponakan saya tidak kuat," katanya.
MM diculik saat berada di area kampus oleh sejumlah orang menggunakan mobil, salah satunya senior satu fakultas dengan korban.
Korban kemudian dibawa ke indekos di sekitar UTM.
Tak lama berselang, senior lainnya, yakni MF, datang ke rumah tersebut dan diduga mengintimidasi korban.
MM dipaksa menandatangani surat pernyataan oleh MF.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com
Baca juga: Nasib Siswa SMP di Surabaya yang Jadi Korban Bully, Malah Disebut Hama seusai Lapor Polisi
Setelah korban menandatangani surat itu, korban ditantang duel oleh pelaku lain yang tak dikenal oleh korban.
Orang tak dikenal itu lalu menganiaya korban hingga wajahnya lebam dan kepalanya bocor.
Sementara itu, dua senior yang ia kenal itu tidak melerai pelaku.
Sultan melanjutkan, MM sempat cekcok dengan seniornya yang sekaligus menjadi panitia PKKMB, sehari sebelum penganiayaan berlangsung, Selasa, 5 Agustus 2025.
"Jadi saat kegiatan PKKMB itu, keponakan saya sempat cekcok dengan seniornya sekaligus salah satu panitia berinisial MF," ujarnya, Senin (11/8/2025).
Sultan menambahkan bahwa MM dianggap merusak acara PKKMB yang telah dirancang panitia.
Dalam acara tersebut, MM dan puluhan mahasiswa lainnya memprotes adanya oknum Liaison Officer (LO) yang diduga melakukan pungli.
"Aksi protes itu dilakukan karena maba ingin meminta penjelasan, kenapa iuran (perlengkapan) terlalu besar.
Ternyata banyak juga maba yang dipungut biaya oleh oknum panitia itu, sehingga aspirasi itu disampaikan dalam kegiatan," ungkapnya.
Baca juga: Dulu Sering Dibully, Pria Pengidap Cerebral Palsy Ini Buktikan Sukses, Lulus S2 Universitas Harvard

Aksi protes ini diduga memicu kemarahan panitia, yang mengakibatkan ketegangan antara dua kubu. Bahkan, salah satu panitia mengalami cedera dan harus dirawat di RSUD Syamrabu Bangkalan.
Hal ini diduga menjadi pemicu penganiayaan yang dialami oleh MM.
"Mirisnya lagi, di lokasi saat keponakan saya dianiaya, MF ada di sana dan tidak berusaha melerai," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, Sultan dan MM melaporkan kasus ini ke Polres Bangkalan.
Laporan tersebut tercatat dalam surat tanda terima laporan nomor STTLP/8/150/VB/2025/SPKT/Polres Bangkalan/Polda Jawa Timur.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi mengaku masih mendalami kasus tersebut.
"Masih kami lakukan penyelidikan," katanya.
Senada, pihak kampus juga tengah melakukan penyelidikan. Namun, dia mengatakan bahwa perundungan tidak dilakukan mahasiswa atau senior UTM.
"Sejauh ini dugaan pemukulan itu tidak dilakukan oleh senior atau mahasiswa UTM," tegas Wakil Rektor III UTM, Surokim, seperti dikutip dari Kompas.com.
Meski demikian, Surokim berkomitmen mengusut kasus ini dan tidak akan mentolerir aksi kekerasan yang dilakukan siapa pun, terutama oleh warga kampus.
Baca juga: Pilu Ibu Curhat Anaknya Meninggal Usai Dibully, 2 Guru Ikutan, Sekolah: Gegara Tak Naik Kelas
"Kami punya satgas terkait itu akan langsung bergerak melakukan penyelidikan jika itu terjadi karena kampus UTM komitmen tidak menolerir berbagai tindak kekerasan," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai keberadaan MF di lokasi penganiayaan dan peran MF dalam mengintimidasi korban, Surokim enggan memberikan komentar lebih lanjut.
"Silahkan tanya langsung pada yang bersangkutan," ujarnya.
Di sisi lain, MF saat dihubungi mengaku tidak melihat kejadian tersebut. Namun, saat ditanya apakah ia berada di lokasi penganiayaan, MF enggan menjawab.
"Saya tidak melihat," jawabnya singkat.
Tak hanya mahasiswa, siswa kelas 3 SD di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, juga menjadi korban perundungan.
Pelaku merupakan teman satu kelas korban.
Kejadian itu diduga berlangsung pada Selasa (5/8/2025) pukul 13.00 WIB.
Korban berinisial Y sementara pelaku berinisial H.
Akibat peristiwa bullying itu, korban mengalami luka memar di pipi kirinya.
Sehingga, orang tua korban langsung membawa anaknya ke RSUD dr H Moh Anwar Sumenep di Jl Dr Cipto Kecamatan Kota.
"Setelah saya visum, ditemukan memar di bagian pipinya. Anak saya sampai trauma atau merasa takut yang mau masuk ke sekolahnya lagi," tutur Debri, orang tua korban pada TribunMadura.com, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Alasan Sekelompok Remaja Bully Pria Berekebutuhan Khusus, Video Jadi Bukti Aksi Jahat: Bercanda
Orang tua dari korban ini mengaku heran terhadap pihak sekolah, sebab kasus ini terjadi di lingkungan sekolah yang beralamat di Jl Siwalan Desa Pangarangan Kecamatan Kota.
"Pihak sekolah ini gimana, kok tidak ada tindakan tegas terhadap pelaku yang melakukan bullying terhadap anak saya. Seharusnya, pelakunya itu dipanggil begitu juga dengan orang tuanya," kesalnya.
Sebagai orang tua, dirinya menyayangkan tindakan bullying tersebut.
Karena dari pihak sekolah tidak memberikan respon tindakan apapun terhadap pelaku.
"Karena sejak kemarin atau setelah kejadian perundungan ini tidak ada iktikad baik," sebutnya.
Terpisah, Kepala SDIT Al Hidayah Sumenep Ustadz Afil saat dikonfirmasi menampik bahwa kasus bullying di lingkungan sekolahnya tersebut dibiarkan.
Sebab, pihaknya mengaku bahwa pihaknya memiliki prosedur penanganan sendiri.
"Kami dari pihak sekolah melaksanakan (penanganan) sesuai prosedur yang berlaku di sekolah," singkatnya.
Bahkan, pihak sekolah beserta dengan orang tua yang memukul sudah berusaha mengunjungi kediaman korban.
Tujuannya, untuk melakukan silaturahmi dan menanyakan kondisi korban.
Sekaligus meminta maaf atas kejadian itu.
Namun kata Afif pihaknya belum berhasil bertemu dengan pihak keluarga korban.
"Insyaallah pihak sekolah akan kembali bersilaturahmi," terangnya.
Terbaru, orang tua korban dan pelaku kini telah berdamai.
Baca juga: Murid Bakar Sekolah Akibat Jadi Korban Bully Guru dan Teman Sejawat, Terancam Pidana
Hal itu dikatakan oleh Ketua Pengurus Yayasan SDIT Al Hidayah Sumenep, Adus Salam.
Adus mengatakan peristiwa bullying sudah bisa di lingkungan sekolah.
Namun, pihak sekolah secara internal memiliki program sendiri mengatasi perundungan itu.
"Itu sudah biasa dilakukan, dan untuk mengantisipasi bullying itu ada program sekolah anti bullying," kata Abdus Salam saat dikonfirmasi TribunMadura.com pada Jumat (8/8/2025).
Terkait dua anak yang beberapa hari lalu terjadi lanjutnya, pihaknya mengaku sudah selesai secara kekeluargaan.
Kedua orang tua sudah sama-sama memaafkan.
"Waktu itu sudah selesai dan tidak akan memperpanjang lagi. Pada waktu jemput anaknya orang tua sama orang tua sudah saling minta maaf," terangnya.
Sayangnya, pihaknya belum bisa menjelaskan dengan tegas langkah-langkah penanganan ke depan agar kasus tersebut tidak terulang kembali di lingkungan sekolah.
-----
Berita viral dan berita seleb lainnya.
Universitas Trunojoyo Madura
Mahasiswa Baru
mahasiswa UTM
mahasiswa baru dibully kakak tingkat
bullying
berita Sumenep terkini
TribunMadura.com
Tribun Madura
Ratusan Kasus Campak Ditemukan di Sumenep, Sudah Ada Nyawa yang Melayang |
![]() |
---|
Kantin Polres Sumenep Makan Anggaran Milik Rakyat Sebesar Setengah Miliar Rupiah, Pemkab: Dana Hibah |
![]() |
---|
Jumlah Penerima BLT DBHCHT Bertambah, Dinsos P3A Sumenep Siapkan Rp 4,8 Miliar untuk 5 Ribu KPM |
![]() |
---|
Cuaca Madura Kamis 7 Agustus 2025, Sumenep Disengat Cuaca Panas, Suhu Capai 32 Derajat Celcius |
![]() |
---|
Wali Murid Akui Kasus Bullying Terjadi di SDIT Al-Hidayah Sumenep Sejak 2022: Habis Kesabaran Saya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.