Berita Viral

Sandi Lemas Bayinya Tewas Usai Operasi, Terlanjur Bayar Rp8 Juta Buat Beli Alat Meski Pasien BPJS

Kondisi bayi Sandi makin memburuk usai menjalani operasi. Mereka juga terlanjur membayar jutaan rupiah untuk membeli alat operasi.

Editor: Mardianita Olga
Pixabay/trestletech
TEWAS USAI OPERASI - Bayi berusia 2 bulan di Lampung tewas usai menjalani operasi. Tak hanya itu, sebelum tindakan bedah itu, orang tua korban sempat diminta membayar Rp8 juta untuk membeli alat opersai yang tidak ditanggung BPJS. 

"Jadi keluarga membayar biaya pengobatan secara pribadi, yakni untuk bantuan oksigen dan tebus obat," ungkap Samsudin, Senin (16/6/2025).

Saat itu, keluarga meminta untuk anaknya dirawat di rumah sakit.

Namun dari penjelasan pihak rumah sakit bahwa sakit anak tersebut tidak kritis dan kondisinya sudah lebih baik. 

Pihak rumah sakit menjelaskan jika sakit yang diderita Alif belum termasuk dalam kategori kritis, sehingga tidak bisa dirawat menggunakan BPJS.

Baca juga: Tambahan Layanan Cuci Darah di RSUD SMART Pamekasan Tuai Polemik, Kepala BPJS: Tak Sesuai SOP

DITOLAK KARENA BPJS - Jenazah Muhammad Alif Okta (12) yang meninggal dunia dua jam usai ditolak rumah sakit karena memakai kartu BPJS Kesehatan, Sabtu (14/6/2025). Dia sempat mengalami sesak napas, berangsur tenang setelah diberikan obat hingga perlahan menghembuskan napas terakhirnya.
DITOLAK KARENA BPJS - Jenazah Muhammad Alif Okta (12) yang meninggal dunia dua jam usai ditolak rumah sakit karena memakai kartu BPJS Kesehatan, Sabtu (14/6/2025). Dia sempat mengalami sesak napas, berangsur tenang setelah diberikan obat hingga perlahan menghembuskan napas terakhirnya. (TribunBatam.id)

"Jadi kami dengan berat hati harus pulang dari rumah sakit pada Minggu (15/6/2025), sekira pukul 02.30 WIB," ujarnya.

Setelah sampai di rumah, kondisi Alif tetap mengalami sesak nafas.

Mereka lalu memberikan obat yang diberikan oleh dokter.

"Obat yang disuruh Dokter kami berikan. Terkadang ia muntahkan obat itu," kata Samsudin.

Tidak lama setelah obat diberikan, napas anak di Batam itu semakin sesak, hingga perlahan hilang.

"Itulah terakhir sekira pukul 04.30 WIB anak itu menghembuskan nafas terakhir," kata Samsudin.

"Kami juga tidak tahu, sesaknya itu semakin tidak terlihat, dan tidak lama anak kami sudah tidak ada," sebutnya.

Setelah obat mereka berikan, tidak lebih dari satu jam, anak mereka pergi untuk selamanya.

"Tidak ada kata, hanya hembusan napas yang semakin pelan, hingga anak kami pergi untuk selamanya," kata Samsudin.

Alif menurut Samsudin sudah dikebumikan di TPU Sei Temiang Kota Batam.

Namun kesedihan yang dialami keluarga sangat dalam.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved