Program One Pesantren One Product Milik Khofifah, Pengamat Pendidikan Unair Menilai Kurang Tepat

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zainuddin Maliki saat ditemui di kediamannya, Rabu (6/2/2019)

"Kita gak bisa mengandalkan para sarjana lagi sekarang ini, nyatanya mereka juga kesulitan juga kok setelah lulus," ungkapnya.

Sementara itu, catatan lain juga menyebutkan bahwa 80 persen anak di Jatim, pasca lulus dari sekolah menengah akhir, tidak melanjutkan ke Perguruan tinggi.

"Lalu mereka ngapain, ya pasti kerja. Lalu mereka kerja butuh apa, ya kemampuan," katanya.

Melanjutkan apa yang sudah dicapai Pakde Karwo, lanjut Zainudin, bukan hal keliru.

BREAKING NEWS: Vanessa Angel Pakai Baju Tahanan Jalani Pemeriksaan Kasus Prostitusi Online

Hanya saja Khofifah, patut berfikir lebih jauh dan mendasar untuk memahami kebutuhan zaman. Agar SMK mampu menjawab tantangan zaman secara tepat.

Langkah taktis one pesantren one product yang dicanangkan Khofifah Indar Parawansa dalam 99 hari pertama menjabat, bagi Zainuddin, masih kurang tepat.

SMK butuh lebih dari sekedar penciptaan produk, tapi SMK butuh fasilitas pengembangan dan managemen bisnis, agar produk yang sudah dibuat bisa menghasilkan nilai tambah.

"Jadi jangan pakai program One Pesantren One Product. Tapi One Pesantren One Business Unit. Itulah yang harus dipikirkan," tegasnya.

Dari situ, terang Zainuddin, siswa SMK setelah diberi berbagai asupan pengetahuan dan skill untuk membuat produk inovasi, diharap mampu mengembangkan mental enterpreneur yang bermanfaat bagi siswa dikehidupan yang akan datang.

Bupati Sampang Slamet Junaidi Lakukan Sidak di RSUD Muhammad Zyn, Temukan Sarana Kurang Memadai

Mental itu yang disebut Zainuddin, sebagai mental life skill. Sebuah terminologi yang menjelaskan kemampuan seseorang untuk mendayagunakan kemampuan untuk hidup.

Zainuddin mendorong Khofifah Indar Parawansa untuk membuat program-program pendidikan yang mampu menanamkan Mental Life Skill.

Beberapa indikator penerapan mental life skill yang disarankan Zainuddin meliputi; Critical Thinking, Problem Solving, dan link.

"Hidup di zaman sekarang misalnya itu, adi bukan semata-mata hanya melihat siswa itu lulus UNAS, tapi apakah dia bisa berpikir kritis gak? Kalau ada masalah bisa cari solusi gak? Bisa komunikasi sama orang lain dengan baik gak," tandasnya. (Luhur Pambudi)

Berita Terkini