Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Begini Pribadi Tersangka Tajudin (TJ) Mantan Marinir di Mata Tetangga

Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Begini Pribadi Tersangka Tajudin (TJ) Mantan Marinir di Mata Tetangga

TRIBUNMADURA.COM - Dibalik aksi 21-22 Mei rusuh di Jakarta, ternyata tersimpan rencana pembunuhan yang akan disasarkan kepada 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survey.

Satu di antara tersangka eksekutor pembunuh bayaran rencana pembunuhan itu adalah TJ atau Tajudin.

Diketahui, Tajudin merupakan seorang mantan marinir, yang dipersiapkan untuk menjadi eksekutor pembunuhan 4 jenderal tersebut.

Tajudin diketahui membawa senjata api rakitan laras pendek yang memiliki kaliber 22 dan senjata laras panjag kaliber 22 dari kelompoknya.

Izin Terbang Pilot Vincent Raditya Dicabut Kemenhub RI, Begini Penjelasan Sang Kapten

Fadli Zon Tanggapi Curhat SBY Paska AHY Bertemu Presiden Jokowi: Enggak Usah Baper

Dua Rekening Bank Milik La Nyalla Mattalitti yang Diblokir Akan Dibuka Oleh Jaksa Eksekutor

Dijaga Ratusan Aparat, PT Gudang Garam Sebar Salam Tempel Rp 50.000/Orang Kepada Ribuan Warga

TJ diketahui berasal dari Cibinong, Bogor, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Jalan MH Asyari, RT 05/01, Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ketua RT setempat, Sulaeman, mengatakan dirinya sempat kaget mendapat kabar tersebut.

"Saya juga kaget. Saya dapet kabarnya dari temen saya tadi, langsung saya konfirmasi. Dia udah lama tidak tinggal di sini," kata Sulaeman kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (28/5/2019).

Ia mengatakan bahwa TJ memang dari kecil bersama kakek dan neneknya tinggal di alamat tersebut.

Sulaeman juga mengatakan bahwa TJ merupakan mantan marinir.

Namun, sejak menjadi marinir, dirinya jarang bertemu.

Suasana tempat tinggal Tajudin (TJ) (Tribun Bogor)

"Udah 5 tahunan pindahnya. Dia pindah sama ibunya. Rumahnya juga udah dijual dan sekarang udah berubah bentuk, udah gak kayak rumahnya yang dulu. Keluarganya juga udah gak ada di sini. Dari kecil padahal dia di sini, kakeknya di sini, temen sekolah saya," katanya.

Ia mengaku bahwa tidak mengetahui ke mana TJ pindah.

Namun, administrasi kependudukan, kata Sulaeman, masih terdata sebagai penduduk di wilayahnya.

Sebab, saat pindah, TJ tidak mengajukan surat pindah.

"Saya gak tahu pekerjaannya. Anaknya saya juga gak tahu. Setahu saya dia jadi anggota Angkatan Laut kan, udah dari situ udah jarang ketemu," katanya.

Bukan Messi, Ronaldo Menyebutkan 3 Pemain yang Pantas Menerima Ballon dOr, ada Nama Bek Terbaik

Hendak Buka Puasa Bersama, Ibu dan Dua Anak ini Alami Kecelakaan Maut dengan Gerobak Modifan (Edet)

Sosok Gories Mere, Satu di antara 4 Pejabat Negara yang Masuk Daftar Target Pembunuhan Aksi 22 Mei

Mulai Besok Layanan SIM Akan Tutup dan Libur Selama 11 Hari, Normal Lagi Beberapa Hari Usai Lebaran

4 Jenderal Target Pembunuhan

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan empat nama pejabat negara yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap.

Keempat nama itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purn) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Jenderal (Hor) (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Komisaris Jenderal (Purn) Gories Mere.

Hal itu disampaikan Tito Karnavian di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito Karnavian. 

Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere. Mereka adalah 4 tokoh yang akan dibunuh oleh kelompok yang beraksi dengab memanfaatkan momen Pilpres 2019. (HO/WARTA KOTA/TRIBUNNEWS)

Ia mengatakan, informasi tersebut berasal dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Tito Karnavian memastikan informasi tersebut bukan berasal dari informasi intelijen.

"Ini dari hasil pemeriksaan tersangka. Jadi bukan informasi intelijen. Kalau informasi intelijen tidak perlu pro justicia," lanjut dia mengatakan.

Polisi mengungkap adanya kelompok pihak ketiga yang ingin menciptakan martir dalam aksi menolak hasil Pilpres pada 22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu, Jakarta.

Selain itu, kelompok pembunuh bayaran ini juga diduga berniat melakukan upaya pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan seorang pemimpin lembaga survei.

Satpol PP Amankan Pemuda yang Pesta Miras di Dekat Masjid Jamik dan Taman Bunga Sumenep Saat Ramadan

Nur Arifin Dilantik Jadi Bupati Trenggalek Tanpa Wakil, Gubernur Khofifah Sorot Kekosongan Jabatan

Tips Menu Bergizi Selama Bulan Puasa Ala Bupati Trenggalek, Nur Arifin, Sahur dan Buka Harus Beda

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan, kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018.

Saat itu, HK mendapatkan perintah dari seseorang untuk membeli senjata.

"HK menerima perintah dari seseorang untuk membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Seseorang ini, pihak kami sudah mengetahui identitasnya. Sedang didalami," kata Irjen Muhammad Iqbal dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Setelah itu, lanjut Irjen Muhammad Iqbal, pada 13 Oktober HK menjalankan perintah dan membeli senjata.

Ada empat senjata yang didapat oleh HK dari AF dan AD.

Sebagian senjata itu lalu diserahkan HK kepada rekannya, AZ, TJ, dan IR.

Pada 14 Maret, HK mendapat transfer Rp 150 juta. Sebanyak Rp 25 juta ia bagikan kepada TJ.

"TJ diminta membunuh dua tokoh nasional. Saya tak sebutkan di depan publik. Kami TNI Polri sudah paham siapa tokoh nasional tersebut," kata Irjen Muhammad Iqbal.

Lalu, pada 12 April, HK kembali mendapat perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya.

"Jadi, ada empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional," ujarnya.

Saat ditanya apakah tokoh nasional yang dimaksud adalah pejabat negara, Iqbal membenarkan.

"Pejabat negara. Tapi bukan presiden. Tapi bukan kapasitas saya menyampaikan ini. Nanti kalau sudah mengerucut baru dikasih tahu," kata dia.

Selain empat pejabat negara, belakangan HK juga mendapat perintah untuk membunuh seorang pemimpin lembaga survei.

"Terdapat perintah lain melalui tersangka AZ untuk bunuh satu pemimpin lembaga swasta. Lembaga survei. Dan tersangka tersebut sudah beberapa kali menyurvei rumah tokoh tersebut," ujar Irjen Muhammad Iqbal.(*)

Jadi Kemenangan Pertama di Kandang Usai Libas Borneo FC, Pelatih Sebut Madura United Tampil Tenang

Polres Sampang Berhasil Ringkus 47 Kasus dalam Operasi Pekat Semeru 2019, yang Didominasi Premanisme

Dugaan 4 Jenderal ini Jadi Sasaran Pembunuh Bayaran, Mulai Faktor Persaingan Hingga Keamanan Jokowi

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Tajudin atau TJ Mantan Marinir yang Hendak Bunuh 4 Jenderal, Lihat Lingkungan Sekitar Rumahnya

Berita Terkini