Total 158 Desa di Pantai Selatan Jawa Timur Terancam Tsunami, Hal ini yang Dilakukan BNPB dan BPBD
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Beberapa hari terakhir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini gelombang tinggi laut di perairan selatan pulau Jawa.
Hal ini menyusul setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.9 di perairan Banten 2 Agustus lalu.
Menanggapi hal itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengungkapkan ada 158 desa di Jawa Timur di sepanjang garis Pantai Selatan yang berpotensi tinggi terdampak tsunami.
Untuk itu, BNPB dan BPBD Jatim bersama BPBD kabupaten kota telah menyelenggarakan ekspedisi desa tangguh bencana yang diselenggarakan mulai tanggal 12-23 Juli di 158 desa tersebut.
• Tunjangan Sertifikasi Guru dan Tunjangan Kinerja Bikin SILPA APBD Tembus Ratusan Miliar
• Kesehatan Tubuhnya Sering Terganggu, Istri Curiga dan Pasang CCTV di Rumah, Hasilnya Mengejutkan
• Pemotor Honda Ulung Langsung Tewas Mengenaskan Dilindas Truk Tangki Gandeng di Jombang
"Ada 12 petugas yang masuk ke desa untuk mensosialisasikan potensi tsunami yang ada di wilayah itu, harus seperti apa dan harus kemana ketika ada tsunami," kata Suban, Senin (5/8/2019).
Dalam sosialisasi tersebut, salah satu pelatihan yang diajarkan adalah 30-3-30. Yaitu ketika 30 detik terjadi gempa maka ada waktu tiga menit untuk lari dan harus mencari tempat dengan ketinggian di atas 30 meter.
"Hal-hal sederhana ini yang diedukasi. Ada juga kalau lautnya surut juga jangan cari ikan. Ini dilihat dari kasusnya dan di di setiap daerah berbeda penanganan nya," ucapnya.
Lebih lanjut, selain melakukan edukasi kepada warga di 158 desa, BPBD Jatim juga terus berkomunikasi dengan BMKG untuk bekerjasama dalam memberikan early warning atau peringatan dini jika ancaman gelombang tinggi atau potensi tsunami terjadi di perairan selatan Jawa Timur.
"Kalau ada kabar berita dari BMKG kita bantu untuk menyebarkan ke masyarakat sebagai peringatan dini, termasuk untuk sirine di sejumlah titik akan kita bunyikan setelah mendapatkan peringatan dari BMKG," tutupnya. (Sofyan Arif Candra Sakti)