Berharap Mendapat Kepuasan, Pria ini Justru Kehilangan Uang Saat Memesan PSK di Aplikasi MiChat

Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi prostitusi online

Berharap Mendapat Kepuasan, Pria ini Justru Kehilangan Uang Saat Memesan PSK di Aplikasi Michat

TRIBUMADURA.COM - Berharap mendapatkan kepuasan, pria ini justru kehilangan sejumlah uangnya.

Hal tersebut terjadi saat pria ini sedang memesan PSK online di aplikasi MiChat.

PSK online itu punya trik untuk menipu calon pelanggannya.

Akun yang ada di MiChat itu meminta sejumlah uang untuk pembayaran uang muka sebagai uang jadi.

DP sudah dibayarkan, namun kejelasan tak kunjung datang.

Media sosial MiChat ternyata tidak hanya dipakai untuk menjalankan praktik prostitusi online (daring).

Banyak pula oknum penipu yang gentayangan di MiChat dengan kedok sebagai PSK online.

Modusnya, pemilik akun menjajakan diri seperti PSK online Lampung.

Ia memasang foto profil berbusana seronok atau bergaya vulgar plus mencantumkan kode jika bisa "dipesan".

Namun setelah pengguna mentrasfer uang sebagai tanda jadi, sosok pada akun MiChat itu menghilang.

Nomor ponsel pelaku juga tidak aktif bahkan memblokir nomor ponsel calon pengguna.

Hal ini seperti dialami Ando, warga Bandar Lampung.

Ia mengaku sempat mentransfer uang Rp 200 ribu sebagai uang muka kepada seorang perempuan PSK yang dihubunginya via MiChat.

Disergap di Jalan Yos Sudarso, Begini Kronologi Lengkap Penangkapan Oknum PNS Satpol PP Sumenep

Punya Barang-Barang Mewah di Rumah, Pria di Tuban Ini Beli Pakai Uang Hasil Bobol Konter Ponsel

Dedik Setiawan Terancam Naik ke Meja Operasi, Striker Arema FC Itu Alami Cedera Ligamen Lutut

"Waktu itu heboh-heboh aplikasi MiChat. Saya coba pakai. Kenalan dengan akun cewek, fotonya cantik. Di bio-nya (profil) tertulis Open, artinya bisa di-booking(dipesan untuk layanan prostitusi)," jelasnya, Selasa (29/10/2019).

Setelah berkomunikasi melalui MiChat, terjalinlah kesepakatan harga layanan prostitusi Rp 1 juta.

Jumlah tersebut sudah termasuk fasilitas kamar di sebuah hotel di Bandar Lampung.

Namun, akun berfoto perempuan cantik itu memberi syarat kepada Ando.

Syaratnya, Ando harus memberikan DP sebesar Rp 200 ribu.

"Deal-nya Rp 1 juta, sudah termasuk room (kamar) hotel. Dia minta DP Rp 200 ribu," beber pria yang telah berumah tangga ini.

Sisa bayaran Rp 800 ribu, menurut Ando, dibayar setelah bertemu di hotel.

Ando lantas mentransfer Rp 200 ribu sebagai DP ke nomor rekening yang diberikan akun tersebut.

"Sisanya dibayar setelah di hotel. Tapi, setelah saya kirim DP, akun MiChat saya diblok (diblokir)," jelasnya.

Setelah kejadian itu, Ando mengaku tak pernah berani dan mau melakukan transfer uang kepada sosok perempuan dengan kode khusus layanan prostitusi di MiChat.

Ia kemudian menyadari, sebagian besar foto perempuan seronok dan cantik dengan kode tertentu untuk esek-esek di akun MiChat adalah foto palsu.

"Dari pengalaman, saya dan teman pernah coba memancing akun BO (kode Booking Order) di MiChat untuk kirim uang ke rekening, pura-pura mau transfer. Setelah kami cek di Google, nama di nomor rekening itu ada yang berstatus narapidana," tutur Ando.

"Banyak juga foto-foto artis. Jadi, jangan pernah transfer DP duluan," imbuhnya.

Ngebut di Lajur Berlawanan di Tulungagung, Sopir Bus PO Harapan Jaya Ditetapkan Sebagai Tersangka

Kawini 5 Ekor Kucing Betina dalam Satu Malam, Kucing Jantan ini Kelelahan hingga Harus Diinfus

MUI Pamekasan Ungkap Dosa-Dosa Manusia yang Perlambat Turunnya Hujan, Minta Warga Lakukan Amalan Ini

Foto Menghilang

Wartawan Tribun ( TribunMadura.com network ) mencoba membuktikan sendiri omongan Ando. 

Tribun mencoba bertransaksi dengan sosok perempuan berfoto seronok pada akun MiChat.

Hasilnya, setelah jumlah bayaran disepakati dan uang ditransfer, sosok perempuan pada akun MiChat itu menghilang.

Awalnya, wartawan Tribun yang menyamar sebagai pengguna menemukan akun MiChat berinisial M.

Pada profil akun MiChat tersebut, tertera nomor aplikasi percakapan WhatsApp.

Setelah menyapa, perbincangan lalu berlanjut dengan menghubungi nomor WA itu.

Tribun lalu berkenalan dan memulai transaksi.

Dari transaksi, M meminta harga Rp 1,2 juta, termasuk biaya sewa kamar hotel.

"1.200 (Rp 1,2 juta) sudah sama hotel," kata M menjawab pertanyaan awak Tribun.

Namun, M mensyaratkan harus menyetor uang yang diistilahkannya dengan "tanda jadi".

"Kalau dah tf (transfer) tanda jadi, langsung ke sini aja (sebuah hotel)," ujarnya.

Uang "tanda jadi" alias DP (down payment/uang muka) disepakati senilai Rp 200 ribu.

M lalu mengirim nomor rekening.

Setelah itu, Tribun mentransfer uang sejumlah yang disepakati.

Belum berakhir, M meminta lagi transferan uang Rp 100 ribu.

M beralasan ingin memperpanjang sewa hotel di pusat Kota Bandar Lampung.

Ia mengaku menginap malam sebelumnya dan ingin memperpanjang sewa hotel sekaligus untuk melayani pelanggan berikutnya.

Setelah ditransfer lagi Rp 100 ribu, awak Tribun pun meluncur ke hotel tersebut.

Tiba di hotel, perbincangan masih terjalin.

M mengatakan, segera keluar dari kamar untuk menyambut awak Tribun. 

"Yaudah aku turun," katanya.

Namun, sekitar 10 menit ditunggu, M tak kunjung keluar.

Hingga setengah jam kemudian, M tetap tidak muncul.

Wartawan Tribun lalu men-chat M untuk menanyakan keberadaannya.

Tak lama, M membalas dengan menanyakan balik di mana keberadaan awak Tribun.

Akan tetapi rupanya itu hanya trik.

Nomor WA M selanjutnya tidak aktif lagi.

Foto profilnya langsung menghilang.

Pada WA Tribun tampak tanda bahwa nomor WA Tribun telah diblokir.

'Jebakan Batman'

Akun-akun berpose seronok yang menjurus ke layanan prostitusi di aplikasi pertemanan MiChat memang terpantau semakin marak.

Jika membuka fitur "Pengguna di Sekitar", mayoritas akan didapati akun-akun berpose seronok dengan kode-kode khusus untuk memancing pria hidung belang.

Selain tak dipungkiri tetap ada akun-akun dengan pose biasa tanpa kode-kode khusus.

Pria pengguna jasa prostitusi berbasis online mengaku sangat mudah menemukan dan berkomunikasi dengan sosok perempuan yang menjadi target.

MR, misalnya.

Pria ini kerap memanfaatkan MiChat karena bisa mengetahui langsung melalui kode-kode khusus bahwa akun itu adalah perempuan PSK online Lampung.

"Biasanya ada kode di profil MiChat-nya. Kode itu seperti BO, ST (Short Time), LT, dan sebagainya," ungkap MR, Senin (28/10/2019).

"Selain itu, kita bisa mudah tahu bahwa si pengguna akun ada di sekitar kita," imbuhnya.

Terkait tarif layanan prostitusi, MR mengaku bervariasi.

Ada yang bisa ditawar, ada pula yang sudah mematok harga pas tanpa mau ditawar.

"Harga variatif. Tapi, bersahabat lah, masih bisa nego. Tergantung komunikasi kita gimana," katanya.

Agar tak tertipu, MR biasanya meminta akun tersebut mengirim terlebih dahulu beberapa foto.

"Karena ada juga (PSK online Lampung) yang pakai foto profilnya tidak meyakinkan. Biar nggak kena 'jebakan batman'. Intinya sih, mudah. Kalau nggak cocok, tinggal ganti yang lain," ujarnya. (tim tribun)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Modus Jadi PSK Online Lampung, Setelah Transfer DP, Menghilang hingga Kontak Diblokir

Berita Terkini