TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mempercepat masa tanam padi di musim kemarau tahun 2020.
Hari ini, Minggu (7/6/2020), Khofifah Indar Parawansa turun langsung bersama pertani Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung untuk menanam padi.
Didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo serts Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, dalam penanaman massal kali ini yang ditanam adalah varietas inpari 42.
Dengan sistem tanam jejer legowo, sistem penanaman ini digadang akan menghasilkan panen berlimpah.
• 86 Motor Knalpot Brong di Kota Blitar Disita saat Razia Balap Liar, Rata-rata Tidak Memenuhi Standar
• Edarkan Narkoba, Pria Asal Menganti Gresik Diamankan Polisi saat Transaksi Sabu Pakai Motor Ninja
• Antisipasi Penyebaran Covid-19, Ribuan Nelayan dan Kru Kapal di Probolinggo Ikut Rapid Test Gratis
Terlebih karena Jawa Timur khususnya Kabupaten Tulungagung adalah daerah penghasil beras dan penyangga pangan Jawa Timur maupun nasional.
"Tentu kita ingat bahwa ada sebanyak 16 provinsi Jawa Timur yang bertopang keputusan logistiknya dari Jawa Timur. Maka kita ingin dengan penanaman dipercepat akan menjadi penguatan ketahanan pangan kita," ucap Khofifah Indar Parawansa.
Sebagaimana diketahui Kabupaten Tulungagung memiliki sasaran luas tanam 45.850 hektar dalam Tahun 2020, ditargetkan pada Bulan Juni dapat terpenuhi tanam seluas 3.390 hektar.
Sedangkan untuk Desa Bangunjaya sendiri yang saat ini dilakukan penanaman langsung oleh gubernur, memiliki area seluas 160 hektar dengan total area tanam seluruh Kecamatan Pakel seluas 973 hektar.
Saat ini, varietas yang digunakan adalah Inpari 42, Inpari 16 dan Logawa.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah bahwa percepatan tanam padi ini juga sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah yang menjadi lumbung pangan di daerah melakukan percepatan masa tanam.
Oleh sebab itu percepatan penanaman padi tidak hanya dilakukan di Kabupaten Tulungagung.
Melainkan juga di Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Jember.
Tak hanya itu menanam, namun Khofifah juga bersama Pemprov Jatim akan melakukan monitoring masa tanam di masing masing wilayah yang menjadi lumbung pangan di Jawa Timur.
"Pandemi Covid-19 ini dampaknya buka hanya ke kesehatan. Tapi sangat luas. Hingga ke sektor industri, ekonomi, pedagangan, dan juga sektor pangan. Maka agar kita tetap bisa bertahan maka ketahanan pangan perlu dibangun, mempercepat masa tanam bisa menjadi solusi," kata Khofifah Indar Parawansa.
Sebagaimana diketahui Jawa Timur merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional.
Saat ini memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 hektar.
Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 Ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras.
Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.
• Yuk, Lengkapi Vaksinasi Anak Selama Pandemi Covid-19, Sesuaikan dengan Jadwal Puskesmas di Sampang
• PROMO JSM Alfamart Minggu 7 Juni 2020 dan PROMO JSM Indomaret 7 Juni 2020, Buruan Tinggal Hari Ini!
• Gugus Tugas Lamongan Bentuk Satgas Taat Protokol Covid-19 dan Berikan Sanksi untuk Para Pelanggar
Di sisi lain, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo optimistis bahwa percepatan masa tanam akan membawa kabar baik untuk ketersediaan pangan Jawa Timur.
Terlebih bulan ini sudah masuk kemarau basah, sehingga pemenuhan kebutuhan pengairan sawah akan dapat terpenuhi.
Ia berharap, dengan dimulainya percepatan musim tanam kedua ini hasil yang didapatkan bisa lebih sukses dan mendapatkan hasil yang signifikan guna menunjang kebutuhan paQngan nasional.
"Kami sampaikan terima kasih pada ibu gubernur yang telah memberikan perhatian besar pada kami di Tulungagung. Tulungagung ini adalah penyangga pangan Jatim. Tahap ini kita sudah surplus 7280 ton terhadap konsumsi dan kelebihan," pungkas Maryoto Birowo.