Pembelajaran Tatap Muka Siswa SMA SMK SLB di Jawa Timur Dimulai 18 Agustus 2020, Simak Penjelasannya

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SMAN 1 Sampang saat berada di halaman sekolah, Selasa (17/9/2019).

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - SMA, SMK, dan SLB, baik negeri dan swasta di Jawa Timur akan memulai pembelajaran tatap muka.

Nantinya, pembelajaran tatap muka SMA, SMK, dan SLB di Jawa Timur dilaksanakan mulai Selasa (18/8/2020).

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi mengungkapkan, akan dilakukan ujicoba pembelajaran tatap muka untuk SMA, SMK dan SLB mulai Selasa (18/8/2020).

BREAKING NEWS - Rumah Warga Dua Desa di Situbondo Dirusak Ratusan Massa Persatuan Silat

Simulasi Masuk Sekolah di Kota Malang, Siswa Wajib Diantar Orangtua hingga Pergantian Kelas

Dinas Pendidikan Lumajang Pastikan Guru Sambang Siswa Tak Disetop Meski Ada Guru Positif Covid-19

 Wahid Wahyudi mengatakan, masing-masing kota dan kabupaten akan diuji coba 3 sekolah, yaitu SMA, SMK dan SLB, baik sekolah negeri, swasta atau campuran, sesuai kesiapan sekolah.

"Banyaknya kendala selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti keterbatsan sarana prasarana terlihat di keluarga yang tidak mampu," kata Wahid Wahyudi dalam pembukaan webinar series program bidang PKPLK, Senin(10/8/2020).

"Sehingga mereka harus pinjam handphone ke tetangganya. Ada juga yang punya handphone satu bapaknya saja, tapi anaknya banyak butuh PJJ," urainya 

Selain itu, kata dia, PJJ juga terkendala internet yang terbatas di beberapa wilayah dan SDM yang terbatas dalam kemampuan memakai teknologi.

Pertimbangan lainnya, yaitu siswa SMA/SMK sederajat memiliki kondisi fisik dan badannya tahap pola pikirnya mampu melaksanakan protokol kesehatan.

Program Gusam Siswa Berjalan, Guru SD di Lumajang Diduga Terpapar Virus Corona: Punya Gejala Serupa

Surat Izin Kegiatan Pernikahan dan Pertunjukan di Bangkalan Dicabut, Satu Kepala Dinas Ditegur

"Gubernur Jatim sudah mengeluarkan surat dan hari ini diterima sekolah beserta teknisnya dari surat kadindik,"lanjutnya.

Ia mengimbau cabang dinas dan kepala sekolah untuk koordinasi dengan gugus tugas Covid-19.

Karena pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus atas persetujuan gugus tugas.

"Saran prasarana juga harus disiapkan, mulai dari alat cuci tangan, disinfektas dan lainnya," kata dia.

"Tempat ibadah juga harus diperhatikan, jangan sampai alat ibadah seperti sajadah digunakan bergantian," sambungnya.

Guru juga diminta jaga jarak dengan tidak berkeliling di kelas dan kantin diminta tutup dan siswa membawa bekal.

"Ada tugas double pihak sekolah ada siswa tidak diizinkan masuk sekolah oleh orang tua," ungkapnya.

Deretan Warung di Ngunut Tulungagung Terbakar, Api Tiba-Tiba Muncul dari Tiang Listrik

"Karena harus menyiapkan belajar tatap muka dan PJJ. Pelaksanaannya akan dilakukan 2 minggu dan akan dievaluasi," tegasnya.

Jika berjalan dengan baik, pada awal September, skema pembelajaran tatap muka yang menjadi pilot project nasional ini akan dikembangkan lebih besar lagi.

"Kebijakan bu Gubernur ujicoba bisa dilakukan kecuali di zona merah," ucapnya.

"Yang zona oranye diperkenankan secara bergiliran masing-masing kelas 25 persen," tambah dia.

"Jadi jika sekelas 36 siswa, maka saat ujicoba hanya 9 siswa yang masuk,"lanjutnya.

Sementara untuk zona hijau bisa melakukan pembelajaran tatap muka dengan 50 persen siswa masuk.

Camat dan Kepala Desa di Kabupaten Kediri Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Penipuan Pembuatan Akta

Berita Terkini