TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Kabupaten Lumajang kembali diguncang gempa pada Senin (12/10/2020) sekira pukul 01.02 WIB.
Kali ini, gempa yang mengguncang Kabupaten Lumajang berkekuatan magnitudo 4,3 SR.
Dilansir dari BMKG, pusat gempa berada di darat 51 km BaratDaya Lumajang.
Baca juga: Angka Kecelakaan Meningkat, 2 Titik Black Spot di Sampang Jadi Prioritas Operasi Tertib Tangguh
Baca juga: Sejumlah Pemuda Gelar Demo di Gedung DPRD Pamekasan, Tuding Ada Keanehan pada Anggaran Mobil Sigap
Baca juga: Pembangunan Bendungan Bendo Jadi Klaster Baru Covid-19 di Ponorogo, Bagaimana Nasib Proyeknya?
Dari data BPBD Kabupaten Lumajang, gempa tersebut terasa di wilayah pesisir pantai utara.
"Terasa tapi tidak berdampak," kata Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi.
Wawan menjelaskan, adanya gempa bumi di Kabupaten Lumajang juga merupakan bukti riset ITB.
Sebelumnya, riset TIB memprediksi sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi terjadi tsunami.
"Benar ini berkaitan dengan potensi yang dibilang ITB," kata dia.
"Daerah jawa barat pesisir selatan tinggi gelombang bisa sampai 20 meter. Tapi semakin ke timur mengecil kalau terjadi 12 meter," ungkapnya.
Baca juga: Operasi Yustisi Prokes di Arek Lancor Pamekasan, 7 Orang Terjaring Razia Karena Tak Pakai Masker
Baca juga: Mau Berangkat Kerja, Pegawai KUA Camplong Sampang Tewas setelah Alami Kecelakaan di Jalan Raya
Sementara itu, untuk menyiapkan potensi bencana tersebut, BPBD Lumajang telah menyiapkan langkah kesiagaan.
Mereka memasang alat Warning Receiver System New Generasi (WRS Newgen) sebagai langkah kesiagaan gempa.
Alat ini diklaim bisa mendeteksi informasi kebencanaan secara cepat. Sehingga dapat memberikan informasi peringatan dini gempa bumi.
Bahkan akurasi data dalam waktu kurang dari 5 menit sudah bisa diketahui adanya kebencanaan di seluruh Indonesia.
"Jadi semisal kalau ada deteksi gempa di Lumajang, alat ini sirinenya bunyi dan alat ini bisa memberi informasi peringatan langsung ke nomor telfon warga di Desa Tangguh Bencana yang sudah buat di wilayah pesisir pantai Lumajang," ucapnya.
Selain sudah terpasangnya alat pendeteksi, Wawan juga berpesan kepada masyarakat agar selalu waspada atas segala peringatan bencana.
Baca juga: Lewat Perlintasan Kereta Api, Mobil Berpenumpang 4 Orang Dihantam KA Sritanjung, Begini Kronologinya
Baca juga: Proyek Pembangunan Bendungan Bendo Ponorogo Masih Berjalan Meski Jadi Klaster Baru Covid-19
Sebab, kata dia, hal ini bisa dijadikan acuan masyarakat dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko korban.
"Kalau ada gempa lebih dari 20 detik meskipun tidak ada arahan harus lari," kata dia.
"Karena kita hanya punya waktu 20 menit. Dan setelah harus cari ketinggian 20 meter itu rumusnya," pungkasnya.