Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Belasan anggota Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kabupaten Sampang menggelar demo di depan Rumah Sakit Nindhita, Minggu (11/10/2020) malam.
Rumah Sakit Nindhita terletak di Jalan Syamsul Arifin Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Para aktivis memprotes kerena Rumah sakit tersebut enggan menerima pasien BPJS.
Pantauan TribunMadura.com, aksi demo diwarnai dengan penempelan poster berunsur kritik ke pagar RS Nindhita hingga mobil ambulans.
Poster itu bertuliskan 'Tidak menerima pasien BPJS, tutup RS Nindita' terikat di tengah-tengah pintu utama.
• Bahas Krisis Kekeringan di Bangkalan dengan Anggota Komisi V DPR, Himaba: Kami Lelah Menunggu Pemkab
• Tekan Penyelewengan, Dinas Sosial Kabupaten Sampang Minta Masyarakat Ikut Membantu Awasi E-Warong
• Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Nganjuk Meningkat, Pasien Isolasi di RS Darurat Jadi Kunci
Bidang Penelitian dan Pengembangan DKR Sampang, Imam mengatakan bahwa alasan melakukan aksi protes ini digelar.
Sekitar pukul 14.00 WIB, ada seorang pasien hendak melahirkan di RS Nindhita dan diantarkan oleh bidan praktek beserta keluarganya.
Namun, pasien bernama Mariyah (24) warga Kecamatan Robatal Sampang itu ditolak dengan alasan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sedang tidak ada.
Sebagai pengganti, ditawarkan oleh pihak RS Nindhita dari dokter umum yang mengharuskan pasien membayar selayaknya pelayanan umum.
"Disarankan jika ingin mendapatkan tindakan pasien harus bayar atau status umum, kalau tetap menggunakam BPJS pasien harus di rawat di RSUD Sampang," ujarnya.
Mengalami hal itu, pasien memilih untuk pulang dan pergi ke RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang tanpa adanya surat rujukan.
Menurut Imam, seharusnya jika sesuai prosedur harus diterima terlebih dahulu oleh pihak RS Nindita untuk pengecekan kondisi pasien dikhawatirkan emergency.
• Pemkab Sampang Prioritaskan Penambahan Fasilitas Ruang Tunggu Penumpang di Terminal Ketapang
• Nia Ramadhani Kenang Sosok Ayah, Bahas Pesan Terakhir untuk Ardi Bakrie: Jangan Sakiti Anak Saya
• Slot Bek Tengah Persebaya Surabaya Dikabarkan Menipis: Aji Santoso: Tidak Ada Masalah
"Kalau memang hasilnya perlu dilakukan tindakan sesar seharusnya dirujuk ke rumah sakit bukan dibiarkan pulang kemudian pasien RSUD sendiri," tuturnya.
Ia menambahkan, hal ini merupakan penolakan secara tidak langsung dan tindakan tersebut suatu bukti jika RS Nindhita tidak memiliki keseriusan dalam melayani pasien.
"Kami menuntut untuk ijinnya dicabut percuma ada rumah sakit seperti ini namun tidak mau melayani pasien yang mau melahirkan padahal, melayani pasien melahirkan itu prioritas," pungkasnya.
Menanggapi hal itu, salah satu Bidan RS Nindhita yang menemui pasien, Iva menyampaikan, jika dirinya tidak pernah menyampaikan penolakan pasien bersatus BPJS.
Melainkan, secara prosedur jika ingin menggunakan BPJS harus menghubungi via telepon terlebih dahulu antara pihak bidan ke pihak RS tujuan rujuk.
"Kalau mau ngerujuk pasti telfon terlebih dahulu karena perlu adanya persiapan apakah pasien emergency atau tidak, tadi itu bidan yang mengantarkan ke sini tidak telfon," ucapnya.
Telebih pihaknya menambahkan, DPJB di RS Nindhita sedang tidak ada sehingga tidak ada yang menangani.
"Tadi saya sudah bilang bahwa DPJB yakni Dokter Turah sedang tidak ada sehingga, saya menawarkan jika mau ditelfokan dari dokter luar ayo pak tapi umum," terangnya.
• BMKG Juanda: Pancaroba dari Kemarau ke Musim Hujan Terjadi di Surabaya dan Sidoarjo Oktober 2020
• MH Said Abdullah Bersilaturahmi dengan Kiai Ramdlan dan Kiai Ilyasi di Pondok Pesantren Sumenep
• Heboh Lintang Kemukus Bersinar Terang di Langit Tuban, Foto-fotonya Dibagikan Netizen, Ini Kata BMKG
Sedangkan, saat disinggung soal kondisi pasien dirinya tidak membenarkan jika pasien Emergency.
Sebab, kata Iva bila pasien emergency pasti tidak akan bisa berdiri sedangkan, tadi sempat berdiri dan menggunakan kursi roda.
"Kalau menurut saya, kalau dibilang emergency ya gimana ya pak ya, karena di bilang emergency bidannya biasa-biasa saja," pungkasnya.