Kue Apem Jajanan Khas Saat Rabu Wekasan, Biasa Hadir di Acara Keagamaan, Sarat Makna Sakral

Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi apem Rabu Wekasan

Sunan Kalijaga pun meminta warga yang terjangkit pagebluk untuk mandi di Sungai Drajat.

Mereka pun secara ajaib sembuh dari penyakit yang menjangkitinya setelah mandi di sungai yang diberi Isim Kala Caka tersebut.

Menurut Hasan, Isim Kala Caka merupakan janur yang diberi tulisan huruf arab, Jaa (datang) dan Nuur (cahaya).

"Maksudnya melalui Isim Kala Caka itu menjadi media tawasul datangnya cahaya atau rahmat Allah Swt," ujar R Hasan Ashari.

Di Situs Makam Pangeran Pasarean sendiri kegiatan ngirab atau mandi bersama dimulai sejak enam tahun lalu.

Namun, mandi bersama itu tidak dilaksanakan di Sungai Drajat, tetapi di Sungai Cipager yang berada di belakang situs.

Dalam tradisi Rabu Wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean, warga yang mandi bersama juga langsung doa bersama setelahnya.

Doa bersama itu tentunya dipanjatkan untuk menolak bala dan malapetaka yang turun di bulan Safar.

Setelah seluruh rangkaian tradisi Rabu Wekasan dilaksanakan, para pengurus tampak membagikan makanan khas CiRabun, apem.

Sejumlah tamu undangan juga terlihat duduk santai sambil menyantap apem yang dibuat pengurus situs.

Hasan menyampaikan, apem sendiri mengandung filosofis agar ucapan dan tingkah laku sehari-hari selalu manis sesuai rasa gula merah cair yang disantap bersama apem.

"Inti dari tradisi ini adalah meningkatkan silaturahmi, mengharap keberkahan dunia dan akhirat, serta menjaga warisan budaya," kata R Hasan Ashari.

Artikel ini telah tayang di TribunciRabun.com dengan judul Sejarah Apem, Makanan Khas Saat Tradisi Rabu Wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean CiRabun

Berita Terkini