TRIBUNMADURA.COM - Sebuah video viral di TikTok menunjukkan lima orang siswi SMP yang menginjak rapor sekolah.
Mereka menginjak rapor sekolah itu kemudian mereka unggah di TikTok.
Guru mengaku jika hal ini sudah membuat pihak sekolah kecewa.
Sebab, video ini sudah dirancang sedemikian rupa.
"Mereka itu sungguh keterlaluan, tidak hormat pada kami guru-gurunya, tidak menghargai bagaimana kami mengisi rapor dengan susah payah sampai tengah malam demi mereka, agar tidak ada kesalahan, mereka malah injak-injak rapornya di video TikTok," kata Ahmad Riadi Ahyar, guru Bahasa Inggris SMPN 1 Suela saat ditemui Kompas.com di sekolahnya.
Baca juga: Warga Pencari Rumput Curiga Melihat Pria Berdiri di Atas Motor Honda Revo, Ternyata Gantung Diri
Baca juga: Cara Mengurus Perceraian ke Pengadilan, Siapkan Dokumen Berikut ini, ada Syarat Tambahan Jika Perlu
Baca juga: Risma Punya Permintaan Khusus ke Presiden setelah Jadi Menteri Sosial, Bisa Pulang Pergi Surabaya
Ahyar mengatakan, para guru tak berani salah menulis nilai di rapor karena tidak boleh ada tipe-x (coretan penghapus).
Ia mengaku sangat emosi ketika melihat video TikTok 5 siswinya menginjak-injak rapor.
"Lihat ini, masak mereka tega mengunggah video seperti ini, kami sangat kecewa.
Apalagi kami tahu video itu viral pasca-pambagian rapor jam 12.30 Waktu Indonesia Tengah, dan dibuat oleh siswi-siswi kami," kata Ahyar sambil menunjukkan 4 video berdurasi 12 hingga 14 detik itu di ponselnya.
Dikeluarkan
Sekolah mengetahui tentang video itu dari rekan kelima siswa tersebut.
Masalah itu langsung dibicarakan dengan kepala SMPN 1 Suela dan dewan guru.
Pada Sabtu sore, pihak sekolah langsung membuat surat panggilan kepada wali lima siswi tersebut pada Minggu (20/12/2020) agar datang ke sekolah pada Senin (21/12/2020).
Hasil rapat dewan guru memutuskan bahwa kelima siswi yang baru 6 bulan duduk di kelas 7 sekolah itu akan dikembalikan kepada orangtuanya.
"Kita simpulkan bahwa kelimanya akan kita kembalikan pada orangtua dan diminta mencari sekolah lain, tidak boleh lagi bersekolah di sini. Bukan dipecat, tetapi kita keluarkan, karena identitas sekolah ini sudah diinjak-injak," tegas Ahyar.