Berita Mojokerto

Sudah Punya 5 Cucu, Nenek Sutarwiyah Antusias Ikut Ujian Kejar Paket C di Mojokerto, Sempat Grogi

Penulis: Mohammad Romadoni
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Sutarwiyah (58) peserta ujian Kejar Paket C di ruangan Kelas VI Kelas VI, SDN 2 Japanan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Senin (5/4/2021).

TRIBUNMADURA.COM, MOJOKERTO - Usia bukan halangan bagi Sutarwiyah (58) warga Desa Japanan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, untuk terus belajar menyelesaikan pendidikan.

Nenek lima cucu itu bahkan sangat antusias untuk menuntaskan pendidikan kesetaraan program sekolah Paket C Rombel Japanan, Kecamatan Kemlagi, yang diselenggarakan UPT SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Kabupaten Mojokerto.

Kala itu, Sutarwiyah mengikuti ujian Paket C dengan mengenakan pakaian putih lengan panjang yang dipadu hijab warna merah motif bunga di ruangan Kelas VI, SDN 2 Japanan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Menpan Tjahjo Kumolo Ingatkan Sanksi Tegas ASN Nekat Mudik Lebaran: Peringatan sampai Potong Gaji

Baca juga: Mau Buang Sampah, Warga Trenggalek Kaget Ada Mayat Pria Tersangkut di Tepi Sungai dengan Bekas Luka

Dia tampak serius menatap sebuah lembar soal ujian mata pelajaran ekonomi.

Sesekali, ia terlihat merapikan kaca matanya sembari mengisi lembar jawaban.

Ia juga masih merasa canggung saat mengikuti ujian hari terakhir ini.

Apalagi, ia mengikuti ujian bersama 31 orang di dalam satu ruangan kelas.

Saat itu, Sutarwiyah kesulitan mengerjakan soal ujian mata pelajaran Bahasa Inggris.

"Kalau kendalanya ya karena sudah tua jadi kalau membaca banyak tulisan soal begini jadinya agak ribet begitu," ungkapnya saat ditemui di ruangan ujian.

Sutarwiyah mengaku termotivasi menuntaskan pendidikan kesetaraan program Kejar Paket C karena ingin mempunyai ijazah setara SMA.

Sebenarnya, dia sudah lulus pendidikan SMA Harapan di Kecamatan Dlanggu.

Baca juga: Faktor Lingkungan, Ratusan Siswa di Sumenep Putus Sekolah, Disdik Lakukan Langkah Persuasif

Baca juga: Gaet Wisatawan, Wisata Malang Halal Terus Dikembangkan, Upaya Pemkot dalam Pemulihan Ekonomi

Namun ijazah yang disimpan di rumahnya rusak tak tersisa dimakan rayap.

Ia tidak bisa memperbarui ijazah lantaran sekolah SMA tempat menimpa ilmu sudah sudah tutup, sekitar tahun 1997.

"Namanya juga orang desa ya kalau menaruh ijazah kan sembarangan di belakang rumah dimakan habis sama rayap, nah sekolah SMA itu tadi sudah bubar," terangnya.

Meski berbekal ijazah SMP, ia tetap berkarya dibagian Tata Usaha di salah satu sekolah swasta di Kecamatan Kemlagi.

Halaman
123

Berita Terkini