"Ini salah satunya saja, tapi sekali lagi, ini tidak bisa dijadikan indikator pasti. Semua itu menjadi rahasia Allah SWT," kata Miftahulhaq.
Hal senada juga disampaikan Dosen IAIN Surakarta, Dr H Baidi MPd.
Baidi mengatakan, sebenarnya tidak ada penjelasan tegas dari agama terkait indikator atau tanda terjadinya malam Lailatul Qadar.
"Namun, dalam beberapa riwayat dijelaskan secara alamiah."
"Artinya, kondisi alam, turunnya Lailatul Qadar pada pagi hari atau malam hari ditandai dengan cuaca yang sangat tenang," ujar dia.
Selain itu, udara segar, sinar matahari pada pagi hari cukup cerah dan tidak panas, dan lainnya bisa menjadi tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar.
Lantas, bagaimana sikap umat Islam terkait malam Lailatul Qadar?
Baidi bilang, karena Lailatul Qadar merupakan rahasia Allah SWT, maka umat Islam dianjurkan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
"Dianjurkan kepada kita, pada 10 hari terakhir bulan Ramadan terutama pada malam-malam ganjil, kita diperintahkan, disunnahkan Rasulullah SAW untuk menyongsong malam Lailatul Qadar," ucapnya.
Adapun amalan yang bisa dilakukan adalah memperbanyak I'tikaf, zikir, dan istighfar.
"Semoga 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, kita mendapat Lailatul Qadar sebagaimana dijanjikan Allah SWT."
"Kepada umat Islam seluruhnya, mari kita berusaha meraih satu karunia Allah SWT yang luar biasa, dalam waktu satu tahun."
"Terutama di bulan Ramadan, terutama di 10 hari terakhir, terutama pada satu malam Lailatul Qadar," katanya.
Tak hanya itu, umat Islam juga dianjurkan membaca doa saat malam Lailatul Qadar.
Berikut doa yang dianjurkan untuk dibaca saat malam Lailatul Qadar: