Para pelaku carok juga harus mengenakan pakaian adat Madura dan hanya diperbolehkan menggunakan celurit sebagai senjata.
Sebelum carok dimulai, diadakan tukar celurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apabila terbunuh.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Enak Madura yang Bisa Dicicipi, Nikmati Lezatnya Kaldu Kokot hingga Nasi Ampog
Baca juga: Lirik Lagu Madura Mateh Rassah Lusyana Jelita feat Andi KDI: Ateh Ngejjhit Not Naremah
Pemaknaan carok
Dalam masyarakat Madura, carok dimaknai sebagai bentuk mempertahankan harga diri terutama dalam perkara suami terhadap istrinya.
Carok menjadi lambang kekuasaan suami terhadap istrinya sehingga terbentuk budaya berumah tangga terutama pada cara menerima tamu, cara berpakaian, dan pernikahan antar keluarga.
Selain itu, carok juga menjadi pembentuk budaya pemukiman masyarakat Madura.
Dari segi status sosial, carok dijadikan alat untuk memperoleh kekuasaan dan melambangkan kekuatan bagi kerabat dan lingkungan sosial pelakunya.
Oleh karenanya, pemenang dalam carok akan menyimpan senjata yang dipakai untuk membunuh serta mengubur mayat lawannya di pekarangan rumah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pewarisan dendam kepada keturunan dari pelaku carok.