Tak sekadar menghibur, ia juga menyelipkan pesan literasi dan gaya hidup sehat kepada anak-anak dan orangtua yang hadir.
“Acara anak itu kan ada orangtua juga yang mendampingi, jadi pesan-pesan literasi tentang berkendara, efek merokok dan lainnya juga disampaikan,” kata Rian, yang kini telah berhenti merokok.
Dalam setiap aksi, ia selalu percaya diri meski bertubuh gempal.
Dukungan dari keluarga, termasuk istri dan anak sulungnya yang berusia 10 tahun, jadi penyemangat utama. Mereka bahkan ikut hadir di beberapa acara sosial yang ia isi.
“Alhamdulillah semua memberi dukungan, termasuk orangtua juga. Kadang dari anggota polisi sendiri ada yang minta saya mengisi acara ulang tahun anaknya,” ungkap Rian.
Ia dan istri telah mendaftar haji dengan masa tunggu hingga 2051. Dari hasil menjadi badut, ia berharap ada tambahan rezeki yang bisa mempercepat keberangkatan.
“Masa tunggu haji sampai 2051, mudah-mudahan lancar, kalau ada tambahan dari badut Alhamdulillah, kalau tidak tetap disyukuri,” ujarnya.
Baca juga: Balapan Liar dan Titik Rawan Kriminal Jadi Target Patroli Polisi Pamekasan
Sosok polisi lain yang sempat menjadi perbicanngan adalah Iptu Harpansyah.
Dia menerima jabatan Kapolsek meski usainya masih 22 tahun.
Selama menjabat, dia memperoleh penghargaan.
Riwayat pendidikannya juga makin mentereng usai diterima di tiga kampus di Inggris.
Fakta itu diungkap sendiri oleh Afan.
Iptu Afan diketahui meraih beasiswa Korlantas Polri.
Iptu Afan sapaannya bahkan berhasil lolos di 3 kampus berbeda di Inggris.
Iptu Harapansyah jadi mahasiswa master student of transportation planning and engineering di Edinburg Napier University.