“Saya juga sudah berkunjung ke rumah siswa itu,” ujarnya.
Suharyono mengaku tidak paham masalah yang terjadi sehingga peristiwa pemukulan itu dilakukan siswinya.
Dia mewakili pihak sekolah menyesali peristiwa ini bisa terjadi dan viral di berbagai media sosial.
Padahal selama ini SMPN 2 Pademawu diakuinya sudah menerapkan tata tertib sekolah.
“Guru piket sekolah ada, berarti kami perlu melakukan evaluasi kembali perihal kekeliruannya kami, apakah di penerapan tata tertib atau hal lain,” tegasnya.
Saat ini Suharyono masih mendalami perihal masalah yang dialami dua siswinya tersebut hingga berujung pemukulan.
Dia kembali mengaku menyesal dengan kejadian ini karena sudah ada tata tertib sekolah dan guru piket yang menjaga.
“Kami klarifikasi masalah ini sudah diselesaikan pihak sekolah. Setelah kejadian itu, dua siswi itu masuk terus. Apa yang terjadi di sekolah semua adalah anak-anak kami. Kami juga rutin menggelar kegiatan keagamaan, salat berjemaah dan ada istigasah,” tutupnya.