Saat tiba di rumah, dia menemukan jenazah Dea dan berteriak.
"Katanya “Ibu, ibu, Bu Dea dibunuh.’," ujar Salbiah menirukan Ade Mulyana.
Warga lain berdatangan, namun langkah buru-buru Salbiah terhenti begitu melihat bercak darah di depan pintu.
"Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut," katanya.
"Kayak bekas kaki habis menginjak darah," tambahnya.
Kejadian ini dibenarkan oleh Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya.
"Hari ini, Selasa (12/8), kami tim identifikasi dari Polres Purwakarta melakukan olah TKP di rumah yang ditemukan perempuan dalam kondisi meninggal dunia," ucapnya.
Baca juga: Dulu Jadi Pembantu Guru Gajinya Cuma Rp 150 Ribu, Kini Iswaryani Beromzet Fantastis karena Ikan
Autopsi akan dilakukan demi penyelidikan lebih lanjut.
"Jenazah korban akan diotopsi guna memastikan sebab-sebab kematiannya," kata Anom.
Kurang dari 24 jam sejak kejadian, polisi menemukan pembunuh Dea.
Tersangka adalah orang pertama yang menemukan jenazah Dea, yaitu Ade Mulyana, pembantu korban.
"Pelaku berhasil diamankan di wilayah Jatiluhur, tak sampai 24 jam setelah kejadian. Pelaku adalah pembantu korban sendiri. Saat ini masih dalam pemeriksaan," kata Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi.
Enjang mengatakan, pelakunya yakni asisten rumah tangga korban diamankan pihak kepolisian di lokasi kejadian.
"Pelakunya ada di situ, yang pembantunya itu. Engga sembunyi sebenernya, dia ada di situ sebenarnya," kata Enjang.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa pihak kepolisian masih mendalami motif dari kasus tersebut, sehingga terduga pelaku masih menjalani sejumlah rangkaian pemeriksaan.