Madura Terpopuler

Madura Terpopuler: 18 Desa di Pamekasan Berstatus KLB Campak hingga Kisah Asta Sayyid Yusuf Talango

Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Minggu (7/9/2025).   Dari 18 desa di Pamekasan berstatus

Penulis: Januar | Editor: Januar
TribunMadura.com/Ali Hafidz Syahbana
MAKAM KERAMAT - Makan Sayyid Yusuf di Desa Talango, Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura. 

Ia dikenal salah satu tokoh penyebar Islam yang dipercaya hidup berabad silam, dan kini menjadi salah satu destinasi wisata religi paling ramai di ujung timur Pulau Madura.

Setiap hari, ratusan peziarah datang dari berbagai penjuru Nusantara dan bahkan mancanegara, untuk menapak jejak sang wali yang keberadaannya ditemukan secara tak biasa: melalui seberkas cahaya dari langit.
 
Cerita ini bermula dari kisah spiritual Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat, Raja Sumenep pada abad ke-18.

Sekembalinya dari syiar Islam di Bali, sang Sultan melihat sinar terang memancar dari arah timur Pelabuhan Kalianget.

Seolah ada benda langit yang jatuh dan meninggalkan kilauan suci di tengah malam.
 
"Beliau menyaksikan cahaya itu seperti menyambung ke langit."

"Karena penasaran, beliau pun menyeberang ke Pulau Talango untuk mencari sumber cahaya itu," tutur Mutasim Billah, pengurus Asta Yusuf pada TribunMadura.com, Sabtu (6/9/2025).

Dengan niat mencari petunjuk lanjutnya, Sri Sultan menyusuri semak belukar hingga menemukan sebuah kuburan tua.

Di sana, ia mengucapkan salam dan mendengar jawaban meski tak menemukan satu pun manusia di sekitarnya.

Sebuah keanehan spiritual yang justru memperkuat niat sang Sultan untuk bermunajat meminta petunjuk kepada Allah SWT.

Doanya dijawab dengan keajaiban.

Sepotong daun sukun jatuh di pangkuannya, bertuliskan nama orang yang dimakamkan: Hadza Maulana Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al Hasani.

Tulisan di atas daun sukun itupun seketika menghilang.

Namun, tetap tertanam kuat dalam ingatan sang Sultan.

"Sejak saat itu, dibuatlah batu nisan sesuai nama di daun sukun."

"Dan saat hendak berangkat kembali ke Bali, Sri Sultan menancapkan tongkat di dekat makam itu."

"Ajaibnya, tongkat itu tumbuh menjadi pohon besar yang masih berdiri kokoh sampai sekarang," kata Mu'tasim.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved